konservasi tanah dan air


USAHA KONSERVASI TANAH DAN AIR SEBAGAI METODE PELESTARIAN AIR TANAH DAN MENCEGAH TERJADINYA DEGRADASI LAHAN AKIBAT EROSI.

(Kasus Konservasi Tanah Dan Air Di Desa Conggo’, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat)
ABSTRAK
Konservasi tanah dan air merupakan upaya meningkatkan fungsi lahan untuk berproduksi secara lestari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui usaha konservasi tanah dan air sebagai alternatif upaya pelestarian dan perbaikan kulaitas tanah dan air serta menjadga keberlangsungan ekosistem. Penelitian telah dilakukan di Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat tahun 2011. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi secara langsung dilapangan dan melaui pendekatan secara langsung kepada beberapa warga pelalku pertanian serta wawancara dan survey terhadap kondisi lahan dan tanaman yang ada disekitarnya. Melalui analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif diperoleh gambaran sebagai berikut: (a) usaha konservasi tanah dan air di lahan kering dapat menurunkan besarnya erosi, merehabilitasi dan meningkatkan fungsi lahan sehingga mampu berproduksi secara lestari. Oleh karena itu dapat dijadikan media untuk meningkatkan pendapatan petani, (b) metode konservasi tanah dan air dapat dilakukan secara vegetatif dan mekanis melalui pembuatan hutan rakyat, pembuatan teras bangku dan metode sipil terknis, pembuatan teras, saluran pembuangan air (SPA), dan gully plug (pengendali jurang), (c) untuk keberlanjutan pelaksanaan dan keberhasilan konservasi perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat melalui penyuluhan yang lebih intensif.
Kata kunci : Tanah, air, konservasi, peletarian, erosi, Polewali Mandar.
PENDAHULUAN
Kegiatan konservasi di lahan kering merupakan langkah konstruktif, dapat meningkatkan fungsi lahan untuk berproduksi secara lestari, sehingga potensinya dapat dioptimalkan sebagai usaha perbaikan tanah dan air dan pelestarian alam lingkungan serta sumber pendapatan keluarga tani di pedesaan. Menurut Notohadiprawiro (1988), lahan kering marginal yang berstatus kritis dicirikan oleh solum tanah yang dangkal, kemiringan lereng curam, tingkat erosi telah lanjut, kandungan bahan organik sangat rendah, serta banyak singkapan batuan di permukaan.
Kondisi demikian umumnya terdapat di wilayah desa tertinggal dan sebagian besar dikelola oleh petani miskin yang tidak mampu melaksanakan upaya-upaya konservasi, sehingga kondisinya makin lama makin memburuk (Karama dan Abdurrachman, 1995).
Dalam hubungannya dengan erosi yang menyebabkan degradasi lahan serta langkah-langkah penanganannya di lahan marginal telah banyak dibahas pakar antara lain Scwab et.al (1981), Arsyad (1989), Agus dan Widianto (2004). Pada prinsipnya, kejadian erosi erat kaitannya dengan erosivitas hujan, erodibilitas tanah serta panjang dan kemiringan lereng. Sementara itu pendekatan yang ditempuh untuk pengendalian erosi dilakukan melalui beragam cara.
Scwab et.al (1981), menekankan pendekatan dari segi rekayasa (engineering), sementara itu Arsyad (1989), melakukannya melalui pendekatan vegetatif, mekanik dan kimia sedangkan Agus dan Widianto (2004), dengan pendekatan teknis dan vegetatif. Tulisan ini tidak bermaksud membahas satu persatu pendekatan pengendalian erosi dalam rangka konservasi tanah dan air, akan tetapi lebih difokuskan pada beberapa pertanyaan berikut. (a) tingkat erosivitas dan induksi erosi yang terjadi dan metode konservasi apa yang sesuai dengan lahan idan (b) sejauh mana petani memahami kegiatan konservasi tanah dan air ini hubungannya dengan peningkatan pendapatan petani?.
Sehubungan dengan permasalahan itu, penulisan jurnal ini bertujuan untuk membahas pendekatan metode konservasi tanah dan air yang dilakukan petani di lahan kering di wilayah desa Conggo’ Kabupaten Polewali Mandar, provinsi SULBAR dan mengungkap dampak potensial kegiatan konservasi tanah dan air terhadap pelestarian tanah dan air serta mengetahui tingkat indikasi erosi yang terjadi pada daerah tersebut. Hasil bahasan akan bermanfaat sebagai masukan bagi para petani untuk peningkatan usaha konservasi, mahsiswa sebagai bahan acuan dan referensi serta pemerintah untuk pengaturan kebijakan unhtuk peningkatan kesejahteraan masyarakat petani.
METODE PENELITIAN
Analisis Data dan Sumber Data
Pengkajian dikembangkan dari hasil penelitian di Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi SULBAR. Penentuan lokasi didasarkan pada pertimbangan praktek-praktek usaha konservasi tanah dan air serta merupakan areal percontohan usaha konservasi oleh Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah.
Sumber bahasan utama didasarkan atas data primer yang dilengkapi data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pendekatan pemahaman pedesaan melalui interview kepada bebrapa tokoh masyarakat pelaku dan penggiatr usaha konservasi tanah dan air. Selain itu melalui observasi langsung di lapangan untuk melihat usaha-usaha konservasi yang telah dilakukan. Data yang dikumpulkan antara lain monograf desa, peta penggunaan lahan, data curah hujan, data kelerengan. Data sekunder dikumpulkan dari dinas/instansi terkait melalui penelusuran dokumen laporan, studi pustaka dan desk work.
Data kualitatif dan kuantitatif yang terkumpul dianalisis secara deskriptif, menggunakan parameter statistik sederhana. Khusus untuk menghitung besarnya erosi sebagai salah satu dasar menentukan usaha konservasi dilakukan dengan pendekatan Universal Soil Loss Equation (USLE) dengan formulasi (A= R x LS x K x C x P), A adalah besarnya erosi yang terjadi (ton/ha/thn), R adalah erosivitas curah hujan, LS adalah indeks panjang lereng, K sama dengan erodibilitas tanah, C adalah faktor pengelolaan tanaman, dan P yaitu faktor konservasi tanah. Adapun metode yang digunakan untuk analisis erosi adalah sebagai berikut :
Faktor Erosivitas
Dalam praktikum ini penentuan faktor erosivitas hujan ( R ) yang digunakan adalah EI30 yang merupakan perkalian antara energi kinetik hujan ( E ) dengan menggunakan berbagai formula atau persamaan untuk memperoleh nilai R diantaranya rumus pendugaan EI30 menurut Lenvain, yaitu :
EI30 = 2,21 R 1,36
Faktor Erodibilitas Tanah ( K )
Untuk mengetahui tingkat erodibilitas tanah (K), pada praktikum ini menggunakan dengan nomograf ( Wischmeier, 1971 ), atau menggunakan rumus Hammer ( 1978 ) sebagai berikut :
K = 2,713 M 1,14 ( 10 -4 ) ( 12 – a) + 3,25 (b – 2) + 2,5 (c – 3)
100
Metode Penetapan Tekstur di Laboratorium
Menghitung persen pasir, persen liat, persen debu dengan menggunakan metode penentuan tekstur hidrometer
Metode penetapan bahan organik
Pada prinsipnya metode penetapan bahan organik dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
% C = ( mlB – ml t) N x 3 x 1,33
Mg contoh tanah tanpa air
% Bahan Organik = % C x 1,724
Metode penentuan permeabilitas
Metode penentuan permeabilitas berkaitan erat dengan banyaknya air yang mengalir pada setiap pengukuran (Q), dan waktu yang digunakan air untuk pengukuran. Adapun alat yang digunakan untuk metode penentuan permeabilitas yaitu permeameter dengan metode hidrolik.
Faktor panjang dan kemiringan lereng (LS)
Faktor panjang lereng dan kemiringan lereng dihitung menggunakan rumus Morgan (1979), menggunakan nomograf nilai faktor LS (Suripin, 2000) dengan persamaan sebagai berikut :
L : / L0 /22
S : ( S/9 )1,4
d . Faktor Vegetasi Penutup Tanah
Kondisi tutupan lahan berdasarkan jenis penggunaan lahan untuk mengetahui nilai indeks tutupan vegetasi di lokasi praktek. Dan nilai C dapat dihitung dengan persamaan :
C = A/(R x K x LS x P)
e. Faktor tindakan konservasi (P)
Nilai faktor tindakan manusia dalam konservasi tanah (P) adalah nisbah antara besarnya erosi dari lahan dengan suatu tindakan konservasi tertentu terhadap besarnya erosi pada lahan tanpa tindakan konservasi (Suripin, 2001). Nilai P adalah 0,04 yang diberikan untuk lahan tanpa adanya tindakan pengendalian erosi. Menurut USLE persamaan umum nilai P yaitu sebagai berikut :
P = A
R x K x L x S x C
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan pada pelaksanaan praktikum konservasi tanah dan air hasil prediksi besarnya erosi dengan menggunakan pendekatan USLE pada beberapa unit pengambilan contoh (Land Unit) diperoleh hasil dari perhitungannya secara rinci sebagai berikut :
Menghitung Tingkat Erosi
Diperoleh data curah hujan pada lokasi praktek lapang Polewali Mandar untuk tahun 2007 sebagai berikut :
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags sep Okt Nov Des
CH/ Bulan 9 16 21 15 21 10 12 19 24 15 10 18
Jumlah Hari 6 11 4 6 12 10 4 2 1 11 11 15
Hujan max 20 27 43 45 40 23 20 26 24 29 17 40

A = R x K x L x S x C x P

Dimana :
A : banyaknya tanah yang tererosi
B : Faktor Erosivitas hujan
K : faktor erodibilitas tanah
L : Faktor panjang lereng
S : Faktor panjang lereng
C : Faktor vegetasi penutup tanah
P : Faktor tindakan konservasi
Faktor Erosivitas Hujan (R)
R = ∑n¬I =1 E I30 E I30 = E ( I 30 10-2)

Atau dengan digunakan berbagai formula atau persamaan untuk memperoleh nilai R, diantaranya rumus pendugaan EI 30 menurut Bols (1978), yaitu :

E I 30 = 2,21 R1,36
Dimana :
E I30 = Indeks erosiviotas hujan bulanan rata – rata
R = Curah hujan rata – rata bulanan (cm)
(Januari) I30 = 2,21 (9)1,36 ( juni ) I30 = 2,21(10)1,36
= 2,21 X 19,85 = 2,21 X 22,91
= 43,8 = 50,63
(Februari) I30 = 2,21 ( 16) 1,36 ( Juli) I30 = 2,21 (12)1,36
= 2,21 X 43,4 = 2,21 X 29,36
= 95,9 = 64,89
(Maret) I30 = 2,21 (21) 1,36 (Agustus) I30 = 2,21 (19)1,36
= 2,21 X 62,83 = 2,21 X 54,84
= 138,8 = 121,20
(April) I30 = 2,21 (15) 1,36 (September) I30 = 2,21 (24)1,36
= 2,21 X 39,76 = 2,21 X 75,35
= 87,86 = 166,52
(Mei) I30 = 2,21 (21) 1,36 (Oktober) I30 = 2,21 (15)1,36
= 2,21 X 62,83 = 2,21X 39,76
= 138,8 = 87,87
(November) I30 = 2,21 (10) 1,36 (Desember) I30 = 2,21 (18) 1,36
= 2,21 X 22,91 = 2,21 X 50,95
= 112,60 = 112,60
R = ∑n=12 I = I E I 30
= 1.159,5 cm/ thn

Menghitung faktor Erodibilitas Tanah (K)
Erodibilitas tanah (K) adalah kepekaan tanah terhadap erosi. Erodibilitas tanah dapat diduga dengan menggunakan nomograf (Wischmeier, 1971 ) atau menggunakan rumus Hammer (1978), dalam utomo (1989), sebagai berikut :
K = 2,713 M 1,14 (10- 4) (12 – a) + 3,25 (b- 2) + 2,5 (c- 3)
100
Dimana :
M = Persen pasir sangat halus + persen debu X ( 100 – % liat )
a = kandungan bahan organic (% C x 1,724) = 0,008 gram
b = harkat struktur tanah = 0,07
c = harkat permeabilitas tanah = 0,4 cm/jam
M = Persen pasir sangat halus + persen debu x (100 – % liat)
= 44,31 % + 7,38 % x (100 – 48,29 )
= 51,69 x 51,71
= 2.672,89 %
K = 2,713 X (2.672,89) 1,14 (10- 4) (12 – 0,008) + 3,25 (0,07- 2) + 2,5 (0,4 – 3)
100
= 2,713 (8067,86 ) (0,0001) (11,99) + 3,25 (- 1,93) + 2,5 (-2,6)
100
= 21.888,10 X 0,0011 + (– 6, 27 – 6,5)
100

= 24.07 – 12,77
100
= 11,3
100
= 0.13 cm/ jam

Metode Penetapan Tekstur di Laboratorium
Menghitung berat debu dan liat dengan menggunakan persamaan dibawah sebagai berikut :

Berat debu dan liat = [ H¬1 + 0,3 (t1 – 19,8)] – 0,5………………..(a)
2
Berat liat = [ H¬2 + 0,3 (t2 – 19,8)] – 0,5………………(b)

Berat debu = berat (debu + liat ) – berat liat ………….. (c)

Menghitung persentase pasir, debu dan liat dengan persamaan

% pasir = C x 100
a+ c
% debu = (a – b) x 100
a+ c
% liat = b x 100
a+ c

dik H1 = 8 T1 = 29

H2 = 7 T2 = 28 C = 3,9

Penyeselesaian :

Berat debu dan liat = [ H¬1 + 0,3 (t1 – 19,8) ]– 0,5………………..(a)
2
= [ 8 + 0,3 (29 – 19,8)] – 0,5
2
= [ 8 + 0,3 (29 – 19,8)] – 0,5
2
= [ 8 + 8,7 – 5,9] – 0,5
2
= 10,8 – 0,5
2
= 5,4 – 0,5
= 4,9 ………..(a)
Berat liat = [ H¬2 + 0,3 (t2 – 19,8)] – 0,5………………(b)
2
= [ 7 + 0,3 (28 – 19,8)] – 0,5
2
= [ 7 + 0,3 (29 – 19,8)] – 0,5
2
= [ 7 + 8,4 – 5,9] – 0,5
2
= 7 + 2,5 – 0,5
2
= 4,75 – 0,5

= 4,25 ………..(b)

Berat debu = berat (debu + liat) – berat liat
= 4,9 – 4,25
= 0,65……………..(c)
% pasir = C x 100
a+ c

= 3,9 x 100 %
4,9 + 3,9

= 3,9 x 100 %
8,8
= 44,31 %
% debu = (a – b) x 100
a+ c

= (4,9 – 4,25 ) x 100 %
4,9 + 3,9

= 0,65 x 100 %
8,8

= 7,38 %

% liat = b x 100
a+ c

= 4,25 x 100 %
4,9 + 3,9
= 4,25 x 100 % = 48,29 %

8,8

Metode Penetapan Bahan organik
% C = (ml B – ml t) N x 3 x 1,33
Mg contoh tanah tanpa air

Dimana
ml b = 32,9 gram
ml t = 22,6 gram
N = 0,2
Mg contoh tanah tanpa air = 1000 gram

% C = (32,9- 22,6) 0,2 X 3 X 1,33
1000

= (10,3) (0,2 X 3,99)
1000
= 8,219
1000
= 0,008 %

% Bahan organik = 0,008 X 1,724 = 0,014 %
Metode penentuan permeabilitas
Q = banyak air yang mengalir pada setiap pengukur (ml) = 400 mL
t = waktu pengukuran (jam) = 1 jam
h : tinggi permukaan air dari permukaan contoh tanah (cm) (konstan 4 cm)
K = 0,4 cm/ jam sangat lambat
Faktor panjang dan kemiringan lereng (LS)
Faktor panjang dan kemiringan lereng dihitung menggunakan rumus Morgan (1979), menggunakan nomografi nilai faktor LS menurut Suripin(2000) dengan persamaan :
Dimana :
LS = Faktor lereng
L = Panjang lereng = /L0 = /200 m = 3,01 m
22 22
S = Persen kemiringan lahan =( S1 )1,4 = ( 60 ) 1,4 = 14, 25
9 9
Faktor vegetasi penutup tanah (C)
Kondisi tutupan lahan berdasarkan jenis penggunaan lahan untuk mengetahui nilai indeks tutupan vegetasi di lokasi praktek. Dan nilai C diberikan adalah 0,43 untuk setiap tanaman hal ini sesuai dengan pendapat Suripin (2000).
Faktor tindakan konservasi (P)
Nilai faktor tindakan manusia dalam konservasi tanah (P) adalah nisbah antara besarnya erosi dari lahan dengan suatu tindakan konservasi tertentu terhadap besarnya erosi pada lahan tanpa tindakan konservasi (supirin, 2000). Nilai P adalah 0,04 yang diberikan untuk lahan adanya tindakan pengendalian erosi dengan pembuatan teras.
A = R x K x L x S x C x P
= 1.159,5 x 0,13 x 3,01 x 14,25 x 0,43 x 0,04
= 111,204 ton/ha/thn

Y = 100 x A
= 100 x 111,204
= 11.120,4 ton / tahun

A adalah besarnya erosi yang terjadi (ton/ha/thn), R adalah erosivitas curah hujan, LS adalah indeks panjang lereng, K sama dengan erodibilitas tanah, C adalah faktor pengelolaan tanaman, dan P yaitu faktor konservasi tanah.
Dalam praktikum ini kita mendapatkan hasil bahwa faktor erosivitas hujan sebesar 111.204 ton/ha/thn, untuk faktor erodibilitas tanah diperoleh sebesar 0,13 cm/ jam untuk faktor panjang lereng 3,01 m dan kemiringan lereng diperoleh 14,25, adapun faktor vegetasi penutup tanah diperoleh 0,43 dan faktor tindakan konservasi tanah sebesar 0,04
Dari hasil perhitungan diperoleh banyaknya tanah yang tererosi secara menyeluruh pada lokasi praktek lapang Polewali mandar diperoleh 11.120,4 ton/ thn. Jika kita amati tingkat erosi yang terjadi daerah praktek lapang ini, cukup besar sehingga perlu penanganan yang cukup serius, salah satunya dengan melakukan konservasi baik konservasi tanah maupun konservasi air..
Dari hasil ini dapat kita menggambarkan bahwa tingkat erosi di wilayah ini sangatlah besar. Dimana tingkat erosivitas hujan merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat terjadinya erosi pada daerah tersebut. Dimana ini akan berpengaruh pada produktivitas hasil pertanian pada daerah tersebut, selain itu seperti pada identifikasi sebelumnya bahwa pada lahan ini sebelumnya adalah lahan yang luas namun tandus berbatu, tidak terdapat vegetasi dan belum ada tindakan konservasi yang dilakukan, sehinggga lebih memperbesar pelluang terjadinya erosi (induksi erosi) pada lahan tersebut, seperti yang teridentifikasi pada hasil perhitungan sebesar 111,204 ton/ha/thn.
Ini menunJukkan tingkat terjadinya erosi di lahan ini sebesar 111,204 ton/ha/thn. Selain itu tingkat curah hujan yang sangat tinggi akan berpengaruh pada kondisi dan tingkat pencucian pada lahan dengan panjang dan kemiringan lereng yang cukup besar dan ini akan berdampak langsung pada tingkat erodibilitas tanah yang juga dipengaruhi oleh struktur tanah dan kandungan bahan organic yang dimiliki oleh tanah. Sehingga diperlukan tindakan konservasi yang tepat dan sesuai terhadap kondisi lahan baik dari tingkat erosivitas, panjang dan kemiringan lereng, erodibilitas tanah dan jenis vegetasi penutup tanah. Ini berkaitan dengan peningkatan kuantitas dan kualitas produktivitas lahan.
Melihat besarnya erosi yang terjadi di wilayah itu, akan berpengaruh negatif terhadap produktivitas dan prduksi pertanian. Besarnya erosi berbanding terbalik dengan perolehan produksi. Sehubungan dengan hal ini maka tindakan konservasi yang paling ideal untuk di terapakn di lahan ini ada 2 metode yaitu metode vegetatif dan metode mekanik. Metode vegetatif yang dilakukan meliputi pembuatan hutan rakyat, penanaman strip dan mengikuti kontur, pemulsaan dan penggunaan tanaman penutup tanah. Sementara itu dalam metode mekanik yang dilakukan adalah pembuatan teras bangku, pembuatan saluran pembuatan air (SPA), dan pembangunan pengendali jurang (gully-plug).
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam menentukan indikasi erosi pada suatu lahan dapat diketahui melalui pendekatan metode USLE yaitu (A = R x K x LS x C x P). Dari hasil praktikum yang kita lakukan kita dapat mengetahui bahwa faktor erosivitas hujan sebesar 111.204 ton/ha/thn, untuk faktor erodibilitas tanah diperoleh sebesar 0,13 cm/ jam untuk faktor panjang lereng 3,02 m dan kemiringan lereng diperoleh 14,25 adapun faktor vegetasi penutup tanah diperoleh 0,43 dan faktor tindakan konservasi tanah sebesar 0,04. Adapun faktor erosivitas yang terjadio secara menyeluruh di daerah Polewali Mandar yaitu sebesar 11.120,4 ton/ thn.
Usaha konservasi tanah dan air di lahan ini yang dilakukan dengan pendekatan vegetatif dan mekanis melalui pembuatan hutan rakyat pembuatan teras, penanaman strip, teknik pemulsaan, pembuatan saluran pembuangan air (SPA), dan gully plug (pengendali jurang) terbukti dapat menurunkan besarnya erosi, merehabilitasi dan meningkatkan fungsi lahan.
Keberhasilan konservasi tanah dan air di lahan kering tidak terlepas dari peran aktif masyarakat setempat, dan tingkat erosi yang terjadi pada daerah praktek lapang Polewali Mandar tergolong sedang. Ini dikarenakan adanya tindakan konservasi yang dilakukan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1999. Monograf Desa Rejosari Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul.. Pemerintah Desa Rejosari. Semin. Gunungkidul, Yogyakarta. Anonim. Teknologi Budidaya pada Sistem Usaha Tani Konservasi. Pedoman Umum Budidaya Pertanian di Lahan Pegunungan.

Agus, F dan Widianto, 2004. Petunjuk Praktis Konservasi Tanah Pertanian Lahan Kering. World Agroforestry Centre. ICRAF Southeast Asia. Bogor.

Arsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Penerbit Institut Pertanian Bogor Press. Bogor.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Indonesian Agency for Agricultural Research and Development). KEBEKOLO, Teknik Konservasi Lahan Dari NTT. http://www.eastbalipovertyproject.org/vetiver
Duryat, P. W. 1979. Meningkatkan Kegiatan Penyuluhan Dalam Rangka Pembentukan Hutan Rakyat. Seminar dan Reuni III Fak. Kehutanan UGM. Yogyakarta

Karama, A.S dan A. Abdurrachman. 1995. Kebijaksanaan Nasional dalam Penanganan Lahan Kritis di Indonesia. Prosiding Lokakarya dan Ekspose Teknologi Sistem Usahatani Konservasi dan Alat Mesin Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Yogyakarta, 17-19 Januari 1995.

Notohadiprawiro, T. 1988. Pembaharuan Pandangan terhadap Kedudukan Lahan Kering dalam Pembangunan Pertanian Pangan yang Terlanjutkan. Seminar Fak. Pertanian UNISRI. Surakarta

Scwab, et. al. 1981. Soil and Water Conservastion Engineering. 3rd edition. John Wiley and Sons. Inc. Toronto.

Suyana, J. 2005. Berkelanjutan Penerapan Teknologi Konservasi Hedgerows Untuk Menciptakan Sistem Usahatani Lahan Kering. Bahan Mata Kuliah Konservasi. IPB.

sejarah penemuan mikroba


BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Mikroba didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros=kecil, bios=hidup dan logos=ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisma muncul kurang lebih 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks di lautan, atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisma diduga merupakan nenk moyang dari semua makhluk hidup. Awal mula munculnya ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 pada waktu ilmuwan telah membuktikan bahwa mikroorganisma berasal dari mikroorganisma sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan menunjukkan bahwa mikroorganisma bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses fermentasi buah anggur menjadi anggur dapat berubah. Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisma bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia.
Selama awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganima mampu menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik yang baru. Hal inilah yang disebut dengan ‘biochemical diversity’ atau keaneka ragaman biokimia yang menjadi ciri khas mikroorganisma. Disamping itu, yang penting lainnya adalah bahwa mekanisma perubahan kimia oleh mikroorganisma sangat mirip dengan yang terjadi pada organisma tingkat tinggi. Konsep ini dikenal dengan ‘unity in biochemistry’ yang artinya bahwa proses biokimia pada mikroorganisma adalah sama dengan proses biokimia pada semua makhluk hidup termasuk manusia. Bukti yang lebih baru menunjukan bahwa informasi genetik pada semua organisma dari mikroba hingga manusia adalah DNA.
Karena sifatnya yang sederhana dan perkembangbiakan yang sangat cepat serta adanya berbagai variasi metabilma, maka mikroba digunakan sebagai model penelitian di bidang genetika. Saat ini mikroorganisma diteliti secara intensif untuk mengetahui dasar fenomena biologi. Mikroorganisma juga muncul sebagai sumber produk dan proses yang menguntungkan masyarakat, misalnya: alkohol yang dihasilkan melalui proses fermentasi dapat digunakan sebagai sumber energi (gasohol). Strain-strain baru dari mikroorganima yang dihasilkan melalui proses rekayasa genetika dapat menghasilkan bahan yang penting bagi kesehatan manusia seperti insulin. Dan Jika kita membaca tentang mikroorganisma anda akan menghargai, mengagum mikroorganisma anda akan menghargai, mengagumi mikroorganisma seperti bakteri, algae, protozoa dan virus yang merupakan organisma yang sering tidak terlihat.
Beberapa diantaranya bersifat patogen bagi manusia, hewan maupun tumbuhan. Beberapa dapat menyebabkan lapuknya kayu dan besi. Tetapi banyak diantaranya berperan penting dalam lingkungan sebagai dekomposer. Beberapa diantaranya digunakan dalam menghasilkan (manufacture) substansi yang penting di bidang kesehatan maupun industri makanan. Hal ini yang kemudian mendorong kita untuk lebih mendalami mengenai sejarah penemuan, taksonomi, dan karakteristik dari mikrorganisme.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan penjelasan diatas maka kami dapat merumuskan masalah sebagi berikut :
1) Bagaimana sejarah penemuan dari masing-masing mikrororganisme yang disebutkan diatas?
2) Bagaimana taksonomi dari masing-masing mikrorganisme yang disebutkan diatas?
3) Bagaimana karakteristik dari masing-masing mikroorganisme yang disebutkan diatas?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penemuan Mikroorganisme virus, bakteri, actinomyces dan jamur

Sejarah Penemuan virus

Penelitian mengenai virus dimulai dengan penelitian mengenai penyakit mosaik yang menghambat pertumbuhan tanaman tembakau dan membuat daun tanaman tersebut memiliki bercak-bercak. Pada tahun 1883, Adolf Mayer, seorang ilmuwan Jerman, menemukan bahwa penyakit tersebut dapat menular ketika tanaman yang ia teliti menjadi sakit setelah disemprot dengan getah tanaman yang sakit. Karena tidak berhasil menemukan mikroba di getah tanaman tersebut, Mayer menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop.
Pada tahun 1892, Dimitri Ivanowsky dari Rusia menemukan bahwa getah daun tembakau yang sudah disaring dengan penyaring bakteri masih dapat menimbulkan penyakit mosaik. Ivanowsky lalu menyimpulkan dua kemungkinan, yaitu bahwa bakteri penyebab penyakit tersebut berbentuk sangat kecil sehingga masih dapat melewati saringan, atau bakteri tersebut mengeluarkan toksin yang dapat menembus saringan.
Kemungkinan kedua ini dibuang pada tahun 1897 setelah. Martinus Willem Beijerinck, ilmuwan Belanda melakukan percobaan berdasarkan penemuan Ivanovsky. ia mengoleskan getah daun tembakau hasil saringan dari satu tembakau ke tembakau lain secara berjenjang. Mula-mula dia menyaring getah daun tembakau yang terkena penyakit dengan saringan keramik, kemudian getah hasil saringan itu dioleskan ke daun tembakau yang sehat. tembakau yang sehat itu menjadi sakit. Selanjutnya getah daun yang sakit ini pun di saring lagi, dan hasilnya dioleskan ke daun tembakau yang sehat. Tembakau yang sehat ini juga terkena penyakit. Demikian seterusnya. Ini berarti bawa “bakteri” patogen itu mampu berkembang biak, ukurannya sangat kecil karena lolos dari saringan keramik. Saat itu orang hanya mengenal bakteri sehingga penyebab mosaik pada daun tembakau itu diduga diakibatkan oleh bakteri yang berukuran sangat kecil.
Ternyata dugaan tentang bakteri yang berukuran sangat kecil itu keliru. Pada Tahun 1995 Wendell Meredith Stanley, dari Rockefeller Institute ( Amerika Serikat ), berhasil mengisolasi dan mengkristalkan virus mosaik tembakau, dan ia menyimpulkan bahwa virus berbeda alias tidak sama dengan bakteri. Jika kristal virus diinjeksikan ke tanaman tembakau yang sehat, virus akan aktif, mengganda, dan menyebabkan penyakit. Karena virus dapat dikristalkan berarti ia bukan sel. Virus dianggap sebagai peralikah antara benda abiotik dan biotik. Virus yang menyerang tembakau diberi nama virus mosaik tembakau ( Tobacco Mosaik Virus, disingkat TMV ).
( http://blog.vienka.com/sejarah-penemuan-virus.php)
Setelah itu, pada tahun 1898, Loeffler dan Frosch melaporkan bahwa penyebab penyakit mulut dan kaki sapi dapat melewati filter yang tidak dapat dilewati bakteri. Namun demikian, mereka menyimpulkan bahwa patogennya adalah bakteri yang sangat kecil.
Pendapat Beijerinck baru terbukti pada tahun 1935, setelah Wendell Meredith Stanley dari Amerika Serikat berhasil mengkristalkan partikel penyebab penyakit mosaik yang kini dikenal sebagai virus mosaik tembakau.Virus ini juga merupakan virus yang pertama kali divisualisasikan dengan mikroskop elektron pada tahun 1939 oleh ilmuwan Jerman G.A. Kausche, E. Pfankuch, dan H. Ruska.
(http://educorolla2.blogspot.com/2009/03/sejarah-penemuan-virus.html)
Taksonomi Dan Karakteristik
Struktur Taksonomi secara umum adalah sebagai berikut:
Order : virales
Family : viridae
Subfamily : virinae
Genus : virus
Species :virus
Di dalam setiap famili, subdivisi disebut genera yang biasanya berdasarkan pada perbedaan serologi dan fisikokimia. Kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan genera bervariasi dari famili ke famili. Nama genus mempunyai akhiran –virus. Pada 4 famili (Poxviridae, Herpesviridae, Parvoviridae, Paramyxoviridae), kelompok besar yang disebut sub famili didefinisikan dengan mempertimbangkan kompleksitas hubungan di antara anggota virus. Jenis – jenis virus digunakan untuk mengelompokkan famili virus yang memiliki karakter yang umum. Hanya 1 jenis saat ini yang telah didefinisikan, yaitu Famili Mononegavirales, meliputi famili Filoviridae, Paramyxoviridae, dan Rhabdoviridae,. Sejak tahun 1995, The International Committee on Taxonomy of Viruses telah mengumpulkan lebih dari 4000 virus binatang dan tumbuhan menjadi 71 famili, 11 subfamili, dan 164 genera, tetapi masih ada ratusan virus yang masih belum ditemukan, 24 famili virus diantaranya dapat menginfeksi manusia dan binatang.
(http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/klasifikasi-virus/).
Dasar Klasifikasi
1. Morfologi virion, meliputi ukuran, struktur, dan anatomi,
2. Bagian – bagian fisikokimia virion, meliputi banyaknya molekul, berat jenis, stabilitas pH,stabilisasi suhu dan tingkat pengaruhnya terhadap agen fisik dan kimiawi, khusunya eter dan detergen.
3. Bagian – bagian gen virus
4. Bagian – bagian protein virus
5. Replikasi virus
6. Bagian – bagian antigen
7. Bagian – bagian biologi
Virus terutama diklasifikasikan oleh fenotipik karakteristik, seperti morfologi , asam nukleat jenis, cara replikasi, organisme inang , dan jenis penyakit yang menyebabkan.. Saat ini ada dua skema utama yang digunakan untuk klasifikasi virus: yang ICTV sistem dan klasifikasi Baltimore sistem, yang menempatkan virus ke dalam salah satu dari tujuh kelompok.. Mendampingi metode yang luas dari klasifikasi adalah konvensi penamaan khusus dan pedoman klasifikasi lebih lanjut diatur oleh Komite Internasional Taksonomi Virus .
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Virus merupakan organisme subselular yang karena ukurannya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Ukurannya lebih kecil daripada bakteri sehingga virus tidak dapat disaring dengan penyaring bakteri. Virus terkecil berdiameter hanya 20 nm (lebih kecil daripada ribosom), sedangkan virus terbesar sekalipun sukar dilihat dengan mikroskop cahaya.[4]
Asam nukleat genom virus dapat berupa DNA ataupun RNA. Genom virus dapat terdiri dari DNA untai ganda, DNA untai tunggal, RNA untai ganda, atau RNA untai tunggal. Selain itu, asam nukleat genom virus dapat berbentuk linear tunggal atau sirkuler. Jumlah gen virus bervariasi dari empat untuk yang terkecil sampai dengan beberapa ratus untuk yang terbesar. Bahan genetik kebanyakan virus hewan dan manusia berupa DNA, dan pada virus tumbuhan kebanyakan adalah RNA yang beruntai tunggal.
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat (sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
Untuk virus berbentuk heliks, protein kapsid (biasanya disebut protein nukleokapsid) terikat langsung dengan genom virus. Misalnya, pada virus campak, setiap protein nukleokapsid terhubung dengan enam basa RNA membentuk heliks sepanjang sekitar 1,3 mikrometer. Komposisi kompleks protein dan asam nukleat ini disebut nukleokapsid. Pada virus campak, nukleokapsid ini diselubungi oleh lapisan lipid yang didapatkan dari sel inang, dan glikoprotein yang disandikan oleh virus melekat pada selubung lipid tersebut. Bagian-bagian ini berfungsi dalam pengikatan pada dan pemasukan ke sel inang pada awal infeksi.
Kapsid virus sferik menyelubungi genom virus secara keseluruhan dan tidak terlalu berikatan dengan asam nukleat seperti virus heliks. Struktur ini bisa bervariasi dari ukuran 20 nanometer hingga 400 nanometer dan terdiri atas protein virus yang tersusun dalam bentuk simetri ikosahedral. Jumlah protein yang dibutuhkan untuk membentuk kapsid virus sferik ditentukan dengan koefisien T, yaitu sekitar 60t protein. Sebagai contoh, virus hepatitis B memiliki angka T=4, butuh 240 protein untuk membentuk kapsid. Seperti virus bentuk heliks, kapsid sebagian jenis virus sferik dapat diselubungi lapisan lipid, namun biasanya protein kapsid sendiri langsung terlibat dalam penginfeksian sel.
Seperti yang telah dijelaskan pada virus campak, beberapa jenis virus memiliki unsur tambahan yang membantunya menginfeksi inang. Virus pada hewan memiliki selubung virus, yaitu membran menyelubungi kapsid. Selubung ini mengandung fosfolipid dan protein dari sel inang, tetapi juga mengandung protein dan glikoprotein yang berasal dari virus. Selain protein selubung dan protein kapsid, virus juga membawa beberapa molekul enzim di dalam kapsidnya. Ada pula beberapa jenis bakteriofag yang memiliki ekor protein yang melekat pada “kepala” kapsid. Serabut-serabut ekor tersebut digunakan oleh fag untuk menempel pada suatu bakteri. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat transportasi gen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam mekanisme penginfeksian sel inang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Virus)

Sejarah Penemuan Bakteri

Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok besar Prokariota, selain Archaea, yang berukuran sangat kecil serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, yang disebut eukariota. Istilah “bakteri” telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk sebagian besarnya, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri dianggap sebagai organisme paling melimpah di bumi. Mereka tersebar dan menghuni hampir semua tempat: di tanah, air, udara, atau dalam simbiosis dengan organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak bakteri yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain
Keberadaan bakteri pertama kali ditemukan oleh Antony van Leeuwenhoek pada 1674 dengan menggunakan mikroskop buatannya sendiri. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki arti “batang-batang kecil”. Perkembangan pengetahuan tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu mikrobiologi. Bakteriologi adalah cabang mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri)

Taksonomi Dan Karakteristik
Dasar klasifikasi sebagian besar didasarkan pada morfologi dan bentuk metabolisme komposisi asam nukleat seperti perbandingan dari guanin dan citosin dari DNA baru-baru ini juga ditentukan dalam taksonomi bakteri. Bargeys Manual dalam bukunya “Determinative Bacteriology” mengklasifikasikan bakteri ke dalam 35 kelompok bakteri. Kelompok-kelompok tersebut digambarkan berdasarkan bentuk, struktur sel, kemampuan bergerak dan kemampuan metabolisme. Bakteri mempunyai beberapa bentuk yaitu batang, bulat, spiral. Ukuran panjang bakteri dari 0,1 mm sampai dengan > 500 mm.
Dalam tumbuh kembang bakteri baik melalui peningkatan jumlah maupun penambahan jumlah sel sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni seperti ph, suhu temperatur, kandungan garam, sumber nutrisi, zat kimia dan zat sisa metabolisme.
Ciri-Ciri Bakteri :
– Umumnya tidak berklorofil
– Hidupnya bebas atau sebagai parasit / patogen
– Bentuknya beraneka ragam
– Memiliki ukuran yang kecil rata-rata 1 s/d 5 mikron
– Tidak mempunyai membran inti sel / prokariot
– Kebanyakan Uniseluler (memiliki satu sel)
– Bakteri di lingkungan ekstrim dinding sel tidak mengandung peptidoglikan, sedangkan yang kosmopolit mengandung peptidoglikan

Sejarah Penemuan, taksonomi dan karakteristik Actinomyces

Actinomyces dari Yunani “actino” yang berarti mukas dan jamur, adalah genus dari Actinobacteria kelas bakteri .. Mereka semua Gram-positif dan ditandai dengan menyebar berdekatan, dan granulomatous peradangan supuratif, dan pembentukan abses multiple dan saluran sinus yang mungkin belerang butiran debit Mereka. “dapat berupa anaerob atau anaerob fakultatif . Actinomyces spesies tidak membentuk endospora , dan , sedangkan individu bakteri berbentuk batang, morfologi Actinomyces membentuk koloni jamur -seperti jaringan bercabang dari hyphae . Aktinomikosis pada manusia pertama kali dilaporkan oleh Lebert tahun 1857 dan pada tahun 1891 Wolf dan Israel berhasil membiakkan penyakit ini secara anaerob yaitu Actinomyces israelii. Aktinomikosis adalah suatu penyakit jamur sistemik yang disebabkan oleh jamur yang temasuk actinomyces anaerob yaitu suatu parasit obligat (sejati) bagi manusia yaitu Actinomices bovis = Actinomyces israelii.
Sejarah Penemuan Jamur
Jamur dalam bahasa Indonesia sehari-hari mencakup beberapa hal yang agak berkaitan. Arti pertama adalah semua anggota kerajaan Fungi dan beberapa organisme yang pernah dianggap berkaitan, seperti jamur lendir dan “jamur belah” (Bacteria). Arti kedua berkaitan dengan sanitasi dan menjadi sinonim bagi kapang. Arti terakhir, yang akan dibahas dalam artikel ini, adalah tubuh buah yang lunak atau tebal dari sekelompok anggota Fungi (terutama Basidiomycetes) yang biasanya muncul dari permukaan tanah atau substrat tumbuhnya.
Penemuan jamur dimulai Setelah perang, Flemming secara aktif mencari agen anti-bakteri setelah menyaksikan banyak kematian pada prajurit saat perang, akibat luka yang terinfeksi.Sementara,penggunaan antiseptik malah membunuh sistem pertahanan tubuh pasien, lebih efektif dibanding membunuh bakteri.Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di The Lancet selama perang Dunia I, Fleming menceritakan penelitiannya.Dia menjelaskan,mengapa antiseptik lebih berbahaya bagi tentara di banding infeksi.
Tahun 1928,Fleming menyelidiki sifat sifat stahylococci.Dia memiliki laboratorium yang sering kali berantakan, tidak terawat. Pada 3 September 1928,setelah berlibur, Fleming kembali ke laboratorium.Sebelum meninggalkan laboratorium dia melakukan kultur staphylococci di sebuah bangku di sudut laboratorium.Saat kembali, Fleming melihat satu kultur bakteri telah terkontaminasi dengan jamur.Koloni staphylococci yang mengelilinginya, sudah dihancurkan,sementara koloni yang jauh dari jamur tetap normal.
Fleming menunjukkan kultur yang terkontaminasi itu pada bekas asistennya,Merlin Price, yang mengatakan ” itulah cara Anda menemukan lisozim”. Fleming mengidentifikasi jamur yang telah mencemari kulturnya berasal dari genus Penicillium, dan setelah beberapa bulan menyebutnya sebagai “jus jamur”. Nama penisilin dirilis pada 7 Maret 1929.
Ia menyelidiki efek anti bakteri penisilin pada banyak organisme.Ia menemukan, antibiotik ini efektif untuk staphylococci, dan patogen gram positif lain yang menyebabkan demam berdarah, radang paru paru, meningitis dan difteri,tetapi tidak tipus demam atau demam paratipus,yang disebabkan oleh bakteri gram negatif.Penisilin juga efektif untuk neisseria gonorrhoea, yang menyebabkan gonore walau bakteri ini adalah gram negatif.
Fleming mempublikasikan temuannya pada tahun 1929 di Britishjournal of Experimental Pathology.Tetapi, hanya segelintir orang yang memberi perhatian.Fleming meneruskan penyelidikan,tapi budidaya penicillium cukup sulit.Dan setelah tumbuh, sulit untuk mengisolasi agen antibiotik.Awalnya, Fleming beranggapan bahwa penisilin bukan hal penting dalam mengobati infeksi.Dia menjadi yakin bahwa penisilin tidak akan bertahan cukup lama di dalam tubuh manusia ( in vivo), untuk membunuh bakteri secara efektif.Banyaknya penelitian yang tidak bisa di simpulkan, mungkin karena penisilin lebih banyak di gunakan sebagai antiseptik.Tetapi pada tahun 1930 an, pemelitian Fleming menunjukkan hasil yang lebih menjanjikan.Ia terus melanjutkan penelitiannya samapi 1940.Namun apabila ada yang bertanya, “Sejak kapan dunia ini ada jamur?” Jawabannya sangat sederhana yaitu, “Sejak Tuhan Yang Maha Esa ini menciptakan dunia (bumi) sudah ada jamur. (http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2009/08/penemu-penicillin-fleming.html)
Taksonomi Dan Karakteristik
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif. Dalam klasifikasi lima kingdom, jamur dapat dibedakan menjadi divisi Zygomycota, Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota. Myxomycota danOomycota termasuk dalam kingdom Protista.
Nama Zygomycota berasal dari jenis perbanyakan diri seksual, terutama pada pembentukan zigospora. Zigospora terjadi karena peleburan dua gametangium yang menghubungkan kedua hifa induk seperti jembatan penghubung. Ciri-ciri jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah:
a. biasa hidup sebagai saprofit;
b. miselium bercabang banyak dan hifa tidak bersekat sehingga terlihat seperti pipa atau buluh;
c. dinding sel terdiri atas kitin, tidak memiliki zoospora sehingga sporanya merupakan sel-sel yang berdinding. Spora inilah yang tersebar ke mana-mana;
d. perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan spora yang berasal dari sporangium yang telah pecah. Beberapa hifa akan tumbuh dan ujungnya membentuk sporangium. Sporangium berisi spora. Spora yang terhambur inilah yang akan tumbuh menjadi miselium baru;
e. perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan peleburan dua hifa, yaitu hifa betina dan hifa jantan. Hifa jantan adalah hifa yang memberikan isi selnya. Hifa betina adalah hifa yang menerima isi selnya. Perkembangbiakan ini dilakukan dengan gametangium yang sama bentuknya (hifa jantan dan hifa betina) yang mengandung banyak inti. Selanjutnya, gametangium mengadakan kopulasi.
Beberapa contoh jamur yang termasuk dalam divisi Zygomycota adalah sebagai berikut.
a. Murcor mucedo, hidup sebagai saprofit pada sisa tumbuhan dan hewan, misalnya, kotoran hewan dan roti busuk. Dari miselium pada subtratnya muncul benang-benang tegak dengan sporangium pada ujungnya. Sporangium ini berisi spora. Jika sporangium sudah matang, akan pecah sehingga spora akan tersebar keluar. Spora akan tumbuh menjadi miselium baru. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan gametangium.
b. Murcor javanicus, berperan dalam pembuatan tapai karena jamur ini terdapat dalam ragi tapai. Jamur ini termasuk makhluk hidup yang mempunyai daya untuk mengubah tepung menjadi gula.
c. Rhizopus sp., yang terdapat pada ragi tempe ini mempunyai daya untuk memecah putih telur dan lemak. Oleh karena itu, ia berperan dalam pembuatan tempe dan oncom putih. Jamur tempe mempunyai hifa yang berguna untuk menyerap makanan dari kacang kedelai. Dalam waktu dua sampai tiga hari, kumpulan hifa tersebut akan membungkus kedelai yang kemudian disebut tempe. Selain pada tempe, jamur ini juga dapat tumbuh di tempat-tempat yang lembap.
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur merang, jamur tiram, dan jamur kuping.
CIRI-CIRI UMUM JAMUR
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
1. Struktur Tubuh
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Gbr. Hifa yang membentuk miselium dan tubuh buah
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
2. Cara Makan dan Habitat Jamur
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau saprofit.
a. Parasit obligat
merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
b. Parasit fakultatif
adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacam-macam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas Oomycetes.
3. Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.( http://karakteristikfungi.blogspot.com/)

BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasn diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Mikroba adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks yang terdapat di laut, atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisme diduga merupakan nenek moyang dari semua makhluk hidup.
• Awal perkembangan ilmu mikrobiologi pada pertengahan abad 19 oleh beberapa ilmuwan dan telah membuktikan bahwa mikroorganisme berasal dari mikroorganisme sebelumnya bukan dari tanaman ataupun hewan yang membusuk. Selanjutnya ilmuwan membuktikan bahwa mikroorganisme bukan berasal dari proses fermentasi tetapi merupakan penyebab proses fermentasi, misalnya buah anggur menjadi minuman yang mengandung alkohol. Ilmuwan juga menemukan bahwa mikroba tertentu menyebabkan penyakit tertentu. Pengetahuan ini merupakan awal pengenalan dan pemahaman akan pentingnya mikroorganisme bagi kesehatan dan kesejahteraan manusia. Awal abad 20 ahli mikrobiologi telah meneliti bahwa mikroorganisme mampu menyebabkan berbagai macam perubahan kimia baik melalui penguraian maupun sintesis senyawa organik yang baru.
• Karakteristik dan taksonomi masing-masing mikroorganisme memilki perbedaan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Bakteri. Diakses Tanggal 25 Februari.
Anonim. 2011.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/821/1/biologi-nunuk.pdf. Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://educorolla2.blogspot.com/2009/03/sejarah-penemuan-virus.html. Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://blog.vienka.com/sejarah-penemuan-virus.php. Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Actinomyces. Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://filzahazny.wordpress.com/2008/10/31/klasifikasi-virus/. Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://en.wikipedia.org/wiki/Virus_classification. Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://usupress.usu.ac.id/files/Mikrobiologi%20Umum_Final_Minasari%20&%20Lista%20Unita%20Rasyid_bab%201.pdf. Diakses Tanggal 25 Februari
Anonim. 2011. http://karakteristikfungi.blogspot.com/. Diakses Tanggal 25 Februari

hormon tumbuh


RANGKUMAN HORMON TUMBUH PADA TUMBUHAN
1.1 PENDAHULUAN
Hormon tumbuhan atau fitohormon adalah sekumpulan bahan kimia/senyawa yang mampu mengendalikan pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan. Penggunaan istilah “hormon” sendiri menggunakan analogi fungsi hormon pada hewan dan, sebagaimana pada hewan, fitohormon juga bekerja dalam kadar yang sangat rendah di dalam sel/jaringan tumbuhan. Beberapa ahli berkeberatan dengan istilah ini karena fungsi beberapa hormon tertentu tumbuhan (hormon endogen, dihasilkan sendiri oleh individu yang bersangkutan) dapat diganti dengan pemberian zat-zat tertentu dari luar, misalnya dengan penyemprotan (disebut sebagai hormon eksogen, diberikan dari luar sistem individu). Karena itu, dipakai pula istilah zat pengatur tumbuh

1.2 ISI RANGKUMAN
Hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dan terutama berfungsi sebagai prekursor (“pemicu” )transkripsi. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya hormon tumbuhan melalui signal berupa aktivitas zat-zat reseptor. Bila konsentrasi suatu hormon telah mencapai tingkat tertentu, atau mencapai suatu rasio tertentu dengan hormon lainnya, sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai berekspresi. Dari sudut pandang evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.
Hormon tumbuhan tidak dihasilkan oleh suatu kelenjar sebagaimana pada hewan, melainkan dibentuk oleh sel-sel pada titik tertentu pada tumbuhan. Selanjutnya, hormon akan bekerja pada sel-sel tersebut atau dapat pula ditransfer ke bagian tumbuhan yang lain untuk aktif bekerja di sana.
 Kelompok hormon
Terdapat ratusan hormon tumbuhan yang dikenal orang, baik yang endogen maupun yang eksogen. Pengelompokan dilakukan untuk memudahkan identifikasi. Terdapat enam kelompok utama hormon tumbuhan, yaitu auksin (auxins, biasa disingkat AUX), sitokinin (cytokinins), giberelin (gibberellins, GAs), asam absisat (abscisic acid, ABA), etilena (etena, ETH), dan brasinosteroid. Beberapa kelompok senyawa lain juga berfungsi sebagai hormon tumbuhan namun diketahui bekerja untuk beberapa kelompok tumbuhan atau merupakan hormon sintetik, seperti asam jasmonat, asam salisilat, poliamina, dan triakontanol.

 Pemanfaatan
Pemahaman terhadap fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan ditemukannya berbagai macam zat sintetis yang memiliki pengaruh yang sama dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena untuk penyeragaman pembungaan tanaman

 BEBERAPA JENIS HORMON
Auxin
Auxin adalah zat aktif dalam system perakaran. Senyawa ini membantu proses pembiakkan vegetatif. Pada satu sel auxins dapat mempengaruhi pemanjangan cell, pembelahan sel dan pembentukan akar. beberapa type auxins aktif dalam konsentrasi yang sangat rendah antara 0.01 to 10 mg/L.
Cytokinins
Cytokinins merangsang pembelahan sel, pertumbuhan tunas, dan mengaktifkan gen serta aktifitas metabolis secara umum.pada saat yang sama cytokinins menghambat pembentukan akar. oleh karenanya cytokinin sangat berguna pada proses kultur jaringan dimana dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa pembentukan perakaran. secara umum konsntrasi cytokinin yang digunakan antara 0.1 to 10 mg/L
Gibberellins
Gibberellin adalah turunan dari asam gibberelat. Merupakan hormon tumbuhan alami yang merangsang pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih yang masih dorman. Ada sekitar 100 jenis gibberellin, namun Gibberellic acid (GA3)-lah yang paling umum digunakan.
Abscisic acid
Asam Abscisat (ABA) adalah penghambat pertumbuhan merupakan lawan dari gibberellins: hormon ini memaksa dormansi, mencegah biji dari perkecambahan dan menyebabkan rontoknya daun, bunga dan buah. Secara alami tingginya konsentrasi asam abscisat ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkungan misalnya kekeringan.
Ethylene
Ethylene merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawa ini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan merangsang penuaan. Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene sebagai respon terhadap stress dan sebelum mati. Konsentrasi Ethylene fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah.
Polyamines
Polyamines mempunyai peranan besar dalam proses genetis yang paling mendasar seperti sintesis DNA dan ekspresi genetika. Spermine dan spermidine berikatan dengan rantai phosphate dari asam nukleat. Interaksi ini kebanyakkan didasarkan pada interaksi ion elektrostatik antara muatan positif kelompok ammonium dari polyamine dan muatan negatif dari phosphat.
Polyamine adalah kunci dari migrasi sel, perkembangbiakan dan diferensiasi pada tanaman dan hewan. Level metabolis dari polyamine dan prekursor asam amino adalah sangat penting untuk dijaga, oleh karena itu biosynthesis dan degradasinya harus diatur secara ketat.
Polyamine mewakili kelompok hormon pertumbuhan tanaman, namun merekan juga memberikan efek pada kulit, pertumbuhan rambut, kesuburan, depot lemak, integritas pankreatis dan pertumbuhan regenerasi dalam mamalia. Sebagai tambahan, spermine merupakan senyawa penting yang banyak digunakan untuk mengendapkan DNA dalam biologi molekuler. Spermidine menstimulasi aktivitas dari T4 polynucleotida kinase and T7 RNA polymerase dan ini kemudian digunakan sebagai protokol dalam pemanfaatan enzim

zionis israel


A. YAHUDI, ZIONIS, dan ISRAEL
—————————–
Di tengah maraknya penolakan elemen masyarakat mengenai rencana pemerintah
membuka hubungan dagang dengan Israel, tulisan ini dihadirkan dengan
maksud memberikan sedikit gambaran mengenai Yahudi, Zionis, dan Israel
(termasuk kebijakan LN yang diambil).

Yahudi sebagai Bangsa
———————
Yahudi sebagai bangsa merupakan sebutan bagi bangsa anak keturunan Nabi
Ishaq (anak Nabi Ibrahim).Yahudi sendiri berasal dari nama salah seorang anak
Ya’qub yakni Yahuda (atau Yehuda). Dalam sejarah, karakter bangsa Yahudi kerap
dikenal dengan bangsa yang sombong, pembangkang, licik, pendusta, dsb.
Berikut adalah beberapa kelompok Yahudi yang pernah muncul dalam sejarah
Yahudi.

a. “Shaduqi”. Merupakan salah satu kelompok tertua. Mereka meyakini
Yahudi hanya sebagai agama dan dalam hubungan antar-manusia dikenal
sangat terbuka, terutama dengan kaum muslimin. Doktrin agamanya
didasari oleh pengakuan bahwa Uzair merupakan Anak Tuhan.
b. “Munawi” . Mereka berhasil mengumpulkan manuskrip Perjanjian Lama
(Tanakh) dan menurut banyak ahli keagamaan merupakan basis pemikiran
kaum Yahudi Ortodoks yang ada di Israel sekarang.
c. “Assini” (Hadsem Lama). Sekte ini menerapkan sistem sosialisme dalam
kehidupan. Mereka melarang segala bentuk pemilikan dan perekonomian
pribadi.Mereka tidak makan daging dan tidak menikah. Mereka mengharamkan
perbudakan serta meyakini ‘qadha’ dan ‘qadar’ sebagai doktrin keagamannya.
d. “Yahudi Qara’I”. Merupakan sekte yang terpengaruh Islam. Mereka tidak
mempercayai Taurat dan Talmud yang sekarang.
e. Yahudi yang mengklaim dirinya sebagai “Bani Israil”. Termasuk dalam
kelompok ini Abwa’I, Qana’I, Yudjani, Maranusi, Falasya, dan Yahudi
Hunud. Bani Israil menurut sumber Islam merupakan anak-ketururan Nabi
Ya’qub (anak Ishaq bin Ibrahim). Israil merupakan julukan Nabi Ya’qub.

Gerakan Keagamaan Yahudi Kontemporer
————————————
Selain dikenal sebagai bangsa, Yahudi dikenal sebagai suatu agama (bukan
sekedar karakter), terlebih setelah hadirnya agama Nasrani dan Islam Kini
banyak bermunculan aliran-aliran Yahudi kontemporer sebagai konsekuensi
interaksinya dengan dunia luar (selama ribuan tahun diusir dari tanah nenek
moyangnya, Kan’an). Aliran-aliran tsb. Selain memiliki karakteristik
pemahaman dan doktrin serta ritual, juga mempunyuai pandangan-pandangan yang khas
tentang politik terutama mengenai Negara Israel.

a. Yahudi Ortodoks
* Merupakan sekte dominan dengan pengikut sekitar 40% dari Yahudi yang
tinggal di Israel.
* Terkenal dan berpengaruh baik di Israel maupun di Amerika Serikat.
* Muncul sebagai respon orang-orang Yahudi terhadap kenyataan hidup di
tengah-tengah mayotitas masyarakat non-yahudi.
* Merupakan penjelmaan dari gerakan Yahudi Talmud.
* Menganggap Yahudi sebagai agama aplikatif dan sistem hidup dengan Talmud
sebagai kitab sucinya.
* Paling gencar menyerukan penerapan UU Yahudi (Halakha) dalam kehidupan
Israel.
* Mengimani Al-Masih dan mempercayai bangsa Yahudi sebagai bangsa pilihan
Tuhan. Dalam perkembangannya Yahudi Ortodoks menjadi dua aliran besar
yakni Hasdem, yang bersifat sufistik, dan Motongadem, aliran yang lebih
bersifat politik.

b. Hasdem
* Didirikan sekitar abad ke-12 di Lithuania dan kerap menganggap sebagai
sayap Ortodoks Yahudi, kendati tak jarang terjadi perselisihan antar
keduanya.
* Pemikiran keagamaannya berpijak pada toeri ‘Huliliyah Yahudiyah’ yang
membedakan Yahudi dengan makhluk lainnya. Pemimpin spiritual mereka
dikenal dengan sebutan Hakhoum. Sikapnya yang ekstrim menjadikannya berpecah
dalam kelompok-kelompok yang sangat banyak, yang masing-masing
dipimpin oleh seorang Eidmor.
* Sumber pemikiran mereka adalah filsafat ‘Qabala’ yang merupakan adonan
dari nilai-nilai agama, filsafat, mistik, sulap, sihir, dan ramalan.
* Punya keyakinan: Tuhan ada di setiap tempat, maka dari itu setiap
manusia hendaknya meleburkan diri dalam Dzat-Nya dan terus meningkat
melampaui batas-batas alam dan tabiat manusia sampai menyatu dengan Tuhan
yang ada di setiap tempat itu.
* Menurutnya bumi Israel adalah tempat suci dan mempunyai kelabihan
dibanding daerah lain. Darah mereka suci, danm Mereka juga membenci orang
selain Yahudi.

c. Yahudi Liberal
* Akar sejarahnya berasal dari Mose Mandelson (lahir di Jerman, 1729),
merupakan hasil asimilasi Yahudi dengan bangsa-bangsa lain.
* Yahudi merupakan “sistem ritual yang berlandaskan wahyu Tuhan dan
undang-undang moral yang bersandar pada akal” (paham sekular Yahudi).
* Penganut paham ini menghujat kejumudan warisan Yahudi. Tidak mengakui
Talmud, tidak mengakui keistimewaan ras Yahudi sebagai ‘bangsa pilihan Tuhan’.
* Pada awalnya Yahudi Liberal anti gerakan Zionis, tetapi kemudian mereka
memperoleh titik temu dan saling pengertian. Di Israel mereka sangat anti
Yahudi Ortodoks. Kaum Ortodoks bahkan tidak mengakui keyahudian penganut
aliran ini. Namun di Amerika jumlah mereka cukup banyak.

d. Yahudi Konservatif (Yahudi Historis)
* Awalnya merupakan upaya penyatuan kelompok Ortodoks dan Liberal
* Menganut pemikiran Zakaria Francle (1851) yang menekankan “otoritas
ilmiah” (pembahasan ilmiah yang bersandar pada fakta historis dan situasi)
* Pemikirannya keagamaannnya bemuara pada 3 dasar utama: (1) persatuan
dalam perbedaan, (2)kesejarahan Yahudi yang situasional, dan (3) kebangsaan Yahudi
yang
unik.
* Kepentingan rakyat harus ada di atas kepentingah Taurat dan Tuhan.
* Kelompok ini membolehkan bersembahyang dengan menggunakan bahasa selain
Ibrani dan dibolehkannya wanita menjadi Rabi Yahudi.

e. Yahudi Pembaruan
* Aliran ini muncul di AS awal abad ke-20, merupakan sempalan Yahudi
Historis. Banyak dipengaruhi pemikiran Rabi Menahem Kabilan.
* Konsep pemikiran pembaruannya didasarkan pada ide mewujudkan keagamaan
yang sesuai dengan kehidupan yahudi Amerika. Tujuannya agar dapat
berinteraksi dengan kehidupan masyarakat Amerika.
* Aliran ini mengganggap bahwa Tuhan tidak mengungguli warisan Yahudi atas
materi dan Ilmu. Oleh karena itu kehendak Tuhan akan terwujud melalui
kemajuan ilmu pengetahuan.
* Agama merupakan kreasi manusia sebagaimana kesenian dan bahasa sebagai
produk kemanusiaan manusia.
* Kelompok ini menolak keharusan mengevakuasi Yahudi ke Israel, dan
menekankan Yahudi sebagai minoritas yang tersebar di dunia, dan menjadi
penopang dana dan moral yang besar untuk kepentingan Israel.
* Kelompok ini memiliki buku khusus tentang cara peribadatannya yang
dibuat pada tahun 1945. Dan secara umum kelompok ini berdekatan dengan
Yahudi Liberal.

Yahudi, Gerakan Zionis, dan Negara Israel
—————————————–
Negara Israel diproklamasikan tanggal 14 Mei 1948. Dengan proklamasi ini,
cita-cita orang Yahudi yang tersebar di berbagai belahan dunia tercapai.
Mereka telah melaksanakan ‘amanat’ Theodore Herzl (1860-1904) dalam
tulisannya “Judenstaat” (Negara Yahudi) sejak 1896. Berdirinya Negara
Israel tidak terlepas dari usaha Zionisme. Herzl menyusun doktrin zionis
sejak 1882 di Wina. Dia pula yang mengkongkretkan doktrin tersebut secara
sistematis. Setahun setalah itu (1897), diadakanlah kongres Yahudi Sedunia di
Basel yang antara lain memutuskan akan dibentuknya negara Yahudi yang
mengambil tempat di Palestina. Sejak saat itu zionisme merupakan gerakan
politik Yahudi. Sebelumnya zionisme merupakan gerakan keagamaan semata
(Yudaisme). Yudaisme menginginkan datangnya Sang Juru Selamat kelah di
akhir zaman. Pada masa itu ‘semua keluarga di dunia ini’ akan dipanggil ke
Kerajaan Tuhan. Kerajaan ini akan di pusatkan di tempat terjadinya kisah-
kisah yang telah dialami oleh Nabi Ibrahim (Abraham) dan Nabi Musa (Moses).
Kehadiran gerakan keagamaan Yudaisme ini tidak banyak menimbulkan
keresahan, bahkan penganutnya bisa hidup berdampingan dengan umat Islam
maupun Kristen secara damai.

Zionisme keagamaan inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh sekelompok orang
(termasuk Herzl) untuk melegitimasi berdirinya negara Yahudi di atas tanah
bangsa Arab. Padahal menurut Garaudy Herzl merupakan orang yang ingkar agama.
Dengan mempolitisasi zionisme, maka orang Yahudi di seluruh penjuru dunia ikut
tergerak dan berbondong-bondonglah mereka menuju ‘tanah yang dijanjikan’
(Palestina). Sebelumnya sejak 1880 kaum Yahudi (yang terdiaspora didunia)
pertama telah berimigrasi ke “tanah yang dijanjikan” yang dikenal dengan
‘gerakan Aliya’.

Para Rabbi Amerika, penentang Herzl menyatakan ketidaksetujuaannya
mendirikan negara Yahudi. Mereka juga menolak ke Palestina. Ilmuwan Yahudi
seperti Albert Einstein, Ahli filsafat Martin Buber, Prof. Judah L. Magnes
juga menolak niatan Herzl mendirikan negara Israel. Ada dua alasan
penolakan mereka, (1) Berdirinya negara Yahudi di Palestina akan
mengakibatkan pertikaian dengan penduduk asli (Arab), dan (2) zionisme akan
membangkitkan kecurigaan terhadap orang-orang Yahudi di seluruh dunia.
Mereka akan dituduh punya kesetiaan ganda dan kewarganegaraan rangkap.

Dengan berdirinya Israel, zionisme bukan lagi semata-mata gerakan
keagamaan. Bahka mereka semakin sewenang-wenang terhadap non-Yahudi.
Israel menerapkan kebijakan yang rasis-diskriminatif.
Untuk ini PBB menyetujui resolusi 3379(xxx) yang antara lain berbunyi
“Zionisme adalah bentuk rasisme dan diskriminatif rasial”. Walaupun demikian
berbagai gelombang imigrasi terus berdatangan dari Rumania, Rusia, Polandia,
Bulgaria, Yugoslavia, Yaman, Aden, Jerman, serta Afrika. Terhadap hal ini
Pemerintah Inggris kemudian mendukung upaya didirikannya negara bagi
imigran Yahudi ini yang dikenal dengan “Deklarasi Balfour” (1917).

Selanjutnya gelombang imigran dari Eropa, Asia serta Afrika banyak
berdatangan dan membuat pemukiman di tanah Arab seakan berlomba mendapati
“tanah yang dijanjikan”. Kecemasan dan ketenangan warga Arab(Muslim/Kristen)
pun terusik. Mereka berupaya mengusir para imigran. Namun karena kuatnya
konspirasi yang mereka hadapi, akhirnya mereka mendapatkan kekalahan
telak dalam “perang enam hari” di tahun 1967. Dan Israel berhasil
menguasai seluruh Yerusalem, serta mengusir orang-orang Arab (baik Muslim
maupun Kristen) dari tanah air mereka sendiri.

Negara Israel berdiri atas prakarsa kaum Yahudi (untuk mewujudkan Israel
Raya), walaupun format negaranya adalah republik demokrasi sekular, namun
pengambil kebijakan banyak melibatkan lobi-lobi kelompok keagamaan yahudi.
Tercatat, pada tahun 1988 penduduk Israel menganut berbagai macam agama,
Yahudi (Yudaisme) 82,5%; Islam 13%; Kristen 2,5%;dan lainnya 1,5%.
Departemen Agama Israel lebih banyak menuruti penganut Yahudi yang
mayoritas. Mereka mengurusi upacara kematian (kosher), kerabian, dan
sekolah agama (yeshivot). Bahkan dimensi nasional dan keagamaan sudah
terjalin sedemikian eratnya dan sulit untuk dipisahkan. Sehingga identitas
nasional Israel berpadu dengan identitas agama Yahudi.Bangsa palestina
setelah tahun 1967 pun berada dibawah pengawasan Israel dan hanya tinggal
di daerah tertentu di Yerusalem Timur, yang salah satu diantaranya berluas
235 hektar. “Kamp penampungan” tersebut bagaikan kampung kumuh, tidak higienis.
Inikah “pembalasan” Yahudi atas yang dialaminya dari Nazi Jerman
(peristiwa Holocoust,1930-an).

Politik Dalam Negeri Israel
—————————
Menurut teori hubungan internasional, politik luar negeri suatu negara
merupakan “perpanjangan tangan” politik dalam negerinya oleh karena itu
selayaknya kita mengetahui politik dalam negeri Israel terlebih dahulu.

Jauh sebelum Israel berdiri komunitas Yahudi mendirikan ‘Histadrut’ tahun
1920. Histadrut yang terdiri dari para buruh Yahudi ini memiliki peranan
yang cukup penting dalam kiprah ekonomi dan politik Israel (interest group).
Histadrut ini jugalah yang mengorganisir imigran, menyiapkan pasukan (militer)
, membangkitkan kebudayaan dan bahasa Yahudi. Awalnya aspirasi mereka
disalurkan dalam Partai Buruh, namun akhirnya terpecah dan ada yang
mendukung partai Likud. Israel adalah penganut demokrasi parlementer yang
meliputi kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Ketiga kekuasaan
ini dipisah dan bekerja ‘saling mengawasi'(checks dan balances).
Presiden dipilih oleh knesset (legislatif) sebagai simbol pemersatu.
Pemerintahan dipegang oleh perdana menteri, dan bertanggung jawab kepada
knesset. PM haruslah anggota knesset.

Israel menganut sistem multi partai. Tiap pemilu ada puluhan parpol yang
bersaing, namun yang dapat menduduki knesset adalah yang menperoleh suara
minimal 1% darijumlah pemilih. Partai-partai ini dapat dikelompokkan dalam
beberapa kelompok. Pertama, Partai Buruh yang dihimpun dari para buruh Yahudi
di Palestina dan imigran awal. Kedua, Partai Likud merupakan saluran
politik Yahudi asal Eropa (‘Heredim’) yang datang tahun 30-an yang umumnya
datang akibat kekejaman Nazi.

Umumnya orang-orang partai buruh lebih ‘menghormati’ bangsa Arab,sebaliknya
orang Likud mengusir orang Arab dari negerinya. Kelompok ketiga adalah
partai-partai agama. Kelompok keempak adalah partai-partai Arab. Dari
sekian kelompok partai yang menjadi besar dan berpengaruh adalah
Partai Buruh (tokohnya a.l. Simon Peres, Yitzhak Rabin), dan Partai Likud
(tokohnya a.l. Yitzhak Samir, Ariel Sharon, Benyamin Netanyahu). yang lain
hanyalah partai kecil yang kadang-kadang bisa menentukan kemenagan salah satu
blok. Bagi masyarakat Israel gerakan ‘intifadhah’ dianggap sebagai
ancaman. Untuk menghadapi masalah ini kedua partai sepakat mengakhirinya.
Tetapi cara mereka agak berbeda. Likud ingin menyelesaikan dengan
kekerasan, serta pengusiran hingga tidak ada lagi orang Palestina di Israel,
sedangkan Partai Buruh ingin menyelesaikan dengan ‘damai’.
Sikap Likud kerap dikecam beberapa orang Israel sendiri sedangkan Buruh
dianggap tidak realistik.
Tapi keduanya menganggap wakil Palestina adalah PLO (kelompok
nasionalis-sekular-pragmatis)
dengan menafikan kelompok revivalis “HAMAS” serta “Jihad Islam”.

Politik Luar Negeri Israel
————————–
Politik luar negeri Israel dijalankan berdasarkan kepentingan dalam
negerinya. Maka sedapat mungkin memberikan manfaat yang besar bagi
kehidupan dalam negeri. Hal ini mengingat sejarah berdirinya negara
Israel merasa keamanan dalam negerinya juga merupakan salah satu fungsi
diplomatik internasionalnya. Andersen (1982) membagi kebijakan
luar negeri Israel dalam tiga fase.
– Fase pertama di mana Israel masih disibukkan dengan pendirian negara.
Israel membutuhkan pengakuan internasional. Hubungan luar negeri
dijalankan disesuaikan dengan kebutuhan ini.
– Fase kedua, politik Israel lebih menitik beratkan pada kepentingan
domestik. Pembangunan dalam negeri tergantung pada keamanan daerah
pendudukan/perbatasan. Politik “carrot and stick”
dijalankan dalam berhubungan dengan negara lain. Politik “carrot”
dijalankan terhadap negara yang mau bernegosiasi dan kerjasama dengan
Israel, sedangkan politik “stick” untuk menunjukkan bahwa Israel superior
dibidang militer.
– Fase ketiga, Israel menerapkan politik LN yang lebih pragmatis.
Misalnya setelah dipimpin Yitzhak Rabin (P.Buruh) Israel mau berunding
dengan PLO yang semula dianggap teroris, dan mau ‘berbagi’ lahan yang
direbutnya tahun 1967, walaupun terbatas. Namun itu semua tidak
menunjukkan perubahan yang berarti bagi mayoritas bangsa Palestina (yang
umumnya hidup dalam pengasingan, di Yordania, dsb.). Pelanggaran demi
pelanggaran terus dijalani Israel, tidak satupun penguasa Israel (dari
kubu Likud maupun Buruh) yang memiliki komitmen mengembalikan
wilayah yang dirampasnya dari bangsa Palestina.

Adapun langkah ‘pragmatis’ seperti janji memberikan wilayah terbatas lebih
dimaksudkan untuk mendapatkan simpati dunia. Agar negara Israel tetap
berdiri dan memperkuat eksistensinya. Politik Luar negerinya pun tidak lepas
dari peran lobi-lobi (bisnis/politik) Yahudi di berbagai negara, termasuk AS.

B. SIKAP PEMERINTAH INDONESIA
——————————

Pada tahun 1996, dinyatakan secara resmi Indonesia tidak akan membuka
hubungan bilateral dengan Israel sebelum terjadi perdamaian menyeluruh di
Tim-teng. Namun ada keinginan kuat beberapa kalangan pemerintah saat itu
untuk menjajaki kemungkinan dibukanya hubungan bilateral. Dan setiap
ada usaha/usulan pembukaan hubungan dengan Israel, masyarakat Indonesia
(terutama kalangan Muslim) serta merta menyampaikan keberatannya. Beberapa
upaya (aktif) Israel untuk menjajaki hubungan dengan Indonesia
(namun belum berhasil, kerap mendapat demo dari masyarakat):
– Pertemuan menlu Simon Peres dengan Ali Alatas pada konverensi HAM di
Wina, Juni 1993.
– Momen kedatangan ben Ari sebagai delegasi israel pada sidang WTO di
Denpasar, awal Oktober 1993
– Kunjungan PM Yitzhak Rabin ke kediaman Soeharto, 15 Oktober 1993.
– Kunjungan 5 orang senator AS untuk mendesak Indonesia agar membuka
hubungan bilateral dengan Israel, Januari 1994.
– Tersiar berita bahwa 2 perusahaan Israel (Alhit dan BVR) ingin membangun
pangkalan udara di Indonesia. Kemudian berita ini dibantah oleh
Jenderal TNI Edi Sudrajat, 1994.
– Tel Aviv mengundang 4 wartawan Indonesia (Republika, Media Indonesia,
Business weekly, dan Eksekutif). Dalam wawancara eksklusif itu PM Rabin
mengatakan keinginannya agar hubungan bilateral dengan Indonesia segera
diwujudkan, Februari 1994. Pada kesempatan itu Rabin sempat “membuka
rahasia” bahwa pertemuannya dengan Soeharto sebelumnya telah dicapai
“kesepakatan” bahwa secara bertahap Indonesia-Israel akan menciptakan
kondisi-misalnya melalui hubungan bisnis-bagi timbulnya hubungan yang
lebih baik.
– Akhir Oktober 1994, Gus Dur (NU), Habib Chizrin (Muhamnmadiyah), Djohan
Efendi (Depag), dan A. Bondan Gunawan (?) berkunjung ke Israel.
Sepulang dari Israel Gus Dur lantang menyerukan kepada pemerintah RI
untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel. “Sudah waktunya
Indonesia menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Dengan demikian
kita akan lebih berperan untuk membantu perjuangan bangsa Arab”, tukas
Gus Dur saat itu.
– Bekas menlu AS Henry Kissinger (tokoh Yahudi AS) ke Jakarta bulan
Nopember 1994. Dia dikenal di AS sebagai pendukung utama doktrin
“Israel first” dalam kebijakan politik luar negeri AS terhadap
kepentingannya di Timteng.

Dan kini (1999) bukannya pihak Israel yang aktif menginginkan hubungan
dengan Indonesia, tapi malahan menlu Alwi Shihab sendiri yang (proaktif)
mengupayakan pertemuan dengan tokoh yahudi maupun Israel untuk
(mengais-ngais rejeki) menjajaki hubungan dagang kedua negara dengan
alasan pemulihan ekonomi Indonesia, dst.

Ada beberapa alasan yang membuat Israel gigih mengusahakan hubungan dengan
Indonesia:
– Pertama, Indonesia dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, memiliki
arti penting dan strategis bagi politik LN Israel di dunia Islam.
Jika hubungan diplomatik RI-Israel dibuka maka diharapkan dapat mengurangi
ketegangan dengan negara-negara dunia Islam. Kepentingannya a.l. guna
meredam gerakan perlawanan “intifadhah” dan gerakan revivalis Islam
yang dipelopori “HAMAS” dan “Jihad Islam” di gaza dan Tepi Barat yang
terbukti sangat merepotkan Israel.
– Kedua, posisi Indonesia sebagai ketua GNB (1991-1994) waktu itu
diharapkan berpengaruh juga pada negara-negara Dunia Ketiga pada umumnya.
– Ketiga, faktor ekonomi-politik Israel yang selama eksodus kaum Yahudi
asal Soviet dan Eropa Timur ke Israel. Belum lagi “harga” yang dibayarnya
guna meredam “intifadhah”. Selain itu juga untuk mengakhiri
“isolasi internasional” atas Israel. Dan Indonesia merupakan pasar
potensial bagi Israel.

Lalu apa keuntungan yang didapat Indonesia jika berhubungan (dalam bentuk
apapun) dengan Israel (menurut Alwi)?
– Diharapkan lobi Indonesia di dunia menjadi kuat terhadap tekanan
kepentingan Barat (IMF, WTO, AS, dsb.)
– Investor Yahudi dan Israel berbondong-bondong menanamkan modalnya di
Indonesia.
Keuntungan tersebut belum pasti tercapai namun untuk menuju ke sana rakyat
Indonesia perlu berpolemik, cenderung menomorduakan permasalahan dalam negeri.
Apalagi pemberdayaan potensi (SDM maupun SDA) dalam negeri. Mengapa kita
tidak meningkatkan hubungan bilateral/multilateral dengan negara-negara yang
secara umum tidak bermasalah di mata masyarakat kita ? Dan tidak semata
karena pertimbangan-pertimbangan pragmatis. Misalnya kualitas hubungan
dengan negara-negara OKI dan ASEAN ditingkatkan. DAlam hal kemandirian
sebuah bangsa Saya saut pada sikap yang pernah diutarakan Ir.Soekarno
dulu.

Kerugian yang akan dialami dari hubungan RI-Israel paling sedikit:
– Ketidakpastian proses perdamaian Timur Tengah yang melibatkan wilayah
yang disengketakan menimbulkan reaksi masyarakat (Muslim) Indonesia.
Ini menimbulkan kontra produktif bagi kepentingan pembangunan Indonesia
sendiri (serta dunia Islam pada umumnya). Terlebih lagi mengingat
perlakuan Israel terhadap warga Palestina yang menyakitkan umat Islam
(pembakaran/perusakan Al-Quds,pelanggaran HAM thd warga Palestina).
Israel yang telah merampas tanah Arab pada perang 1976, sampai saat ini
tidak memiliki ‘political will’ yang kuat untuk berdamai dengan Arab
dengan mengembalikan seluruh wilayah yang direbutnya itu, termasuk
melaksanakan resolusi PBB no. 234 dan 338.
– Keuntungan dagang yang diperoleh mau tidak mau akan digunakan untuk
pembangunan Negara Israel (pembangunan pemukiman Yahudi, militer, keamanan,
kesejahteraan warga Israel, dsb.). Sementara hasil pembangunan tersebut
akan mengeksiskan penjajahan Israel atas Palestina.
– Kepentingan dagang erat sekali hubungannya dengan kepentingan politik.
Sistem/rezim politik yang mapan kerap memulainya dengan membangun
sistem/rezim ekonomi/dagang yang kuat. Lihatlah penjajahan Belanda dimulai
dari ‘politik dagang’ selanjutnya menjalar ke sektor politik,
kebudayaan, dsb. Dan Ini lebih berbahaya bagi bangsa yang ingin mandiri
apalagi berdiri tegak dan disegani di dunia.
– Membuka hubungan dengan dagang (resmi) dengan Israel berarti mengakui
eksistensi negara penjajah itu. Ini bertentangan dengan prinsip bernegara
bangsa kita (Pembukaan UUD 45).
– Dan kerugian-kerugian lainnya sebagai turunannya.

Tiada Israel tanpa Zionisme, dan tiada Zionisme tanpa kaum Yahudi.
Tidak bisa kita pungkiri bahwa betapapun banyak perbedaan di tubuh kaum
Yahudi, tetapi mereka dipersatukan oleh “tanah yang dijanjikan” dan
tujuan di bentuknya negara Israel.

***************************************************************
* ditulis oleh Setiawan Eko Nugroho/13794009 *
* Anggota LSGM (Lingkar Studi Gerakan Mahasiswa) “Madani” ITB *
***************************************************************

Referensi:
1. Sihbudi, Riza M., et.al., “Profil Negara-negara Timur Tengah”, jilid 1,
Dunia Pusta Jaya, Jakarta, 1995.
2. Paul Findley, “Diplomasi Munafik Ala Yahudi: Mengungklap Fakta Hubungan
AS-Israel”, Mizan, Bandung.
3. Paul Findley, “Menggugat Dominasi Lobi Yahudi”, Mizan, Bandung.
4. Anzikriadi, AM, “Jalan Panjang Yerusalem dari Nabi Daud sampai Ehud
Barak”,Suplemen Republika: Dialog Jum’at, edisi 29/10/99 & 5/11/99.
5. WAMY, “Gerakan Keagamaan dan Pemikiran: Akar Ideologis dan
Penyebarannya”, jilid 1,terj., Jakarta, 1993.
6. Garaudy, R., “Zionisme: Sebuah Gerakan Keagamaan dan Politik”, terj.,
Jakarta, GIP, 1998.
7. Sihbudi, Riza M., “Perkembangan Timur Tengah dan Masalah Hubungan
Indonesia-Israel”, dalam Djafar, Zainuddin (editor), “Perkembangan Studi
Hubungan Internasional dan Tantangan Masa Depan”, Dunia Pustaka Jaya,
Jakarta, 1996.
—————————————————————————————————-

hargai apa yang kita miliki


Pernahkah Muh mendengar kisah Helen Kehler?
Dia adalah seorang perempuan yang dilahirkan
dalam kondisi buta dan tuli.

Karena cacat yang dialaminya, dia tidak bisa
membaca, melihat, dan mendengar. Nah, dlm
kondisi seperti itulah Helen Kehler dilahirkan.

Tidak ada seorangpun yang menginginkan
lahir dalam kondisi seperti itu. Seandainya
Helen Kehler diberi pilihan, pasti dia akan
memilih untuk lahir dalam keadaan normal.

Namun siapa sangka, dengan segala
kekurangannya, dia memiliki semangat hidup
yang luar biasa, dan tumbuh menjadi seorang
legendaris.

Dengan segala keterbatasannya, ia mampu
memberikan motivasi dan semangat hidup
kepada mereka yang memiliki keterbatasan
pula, seperti cacat, buta dan tuli.

Ia mengharapkan, semua orang cacat seperti
dirinya mampu menjalani kehidupan seperti
manusia normal lainnya, meski itu teramat sulit
dilakukan.

Ada sebuah kalimat fantastis yang pernah
diucapkan Helen Kehler:

“It would be a blessing if each person
could be blind and deaf for a few days
during his grown-up live. It would make
them see and appreciate their ability to
experience the joy of sound”.

Intinya, menurut dia merupakan sebuah anugrah
bila setiap org yang sudah menginjak dewasa
itu mengalami buta dan tuli beberapa hari saja.

Dengan demikian, setiap orang akan lebih
menghargai hidupnya, paling tidak saat
mendengar suara!

Sekarang, coba Muh bayangkan sejenak….

……Muh menjadi seorang yang buta
dan tuli selama dua atau tiga hari saja!

Tutup mata dan telinga selama rentang waktu
tersebut. Jangan biarkan diri Muh melihat
atau mendengar apapun.

Selama beberapa hari itu Muh tidak bisa
melihat indahnya dunia, Muh tidak bisa
melihat terangnya matahari, birunya langit, dan
bahkan Muh tidak bisa menikmati musik/radio
dan acara tv kesayangan!

Bagaimana Muh? Apakah beberapa hari cukup berat?
Bagaimana kalau dikurangi dua atau tiga jam saja?

Saya yakin hal ini akan mengingatkan siapa saja,
bahwa betapa sering kita terlupa untuk bersyukur
atas apa yang kita miliki. Kesempurnaan yang ada
dalam diri kita!

Seringkali yang terjadi dalam hidup kita adalah
keluhan demi keluhan…. Hingga tidak pernah
menghargai apa yang sudah kita miliki.

Padahal bisa jadi, apa yang kita miliki merupakan
kemewahan yang tidak pernah bisa dinikmati
oleh orang lain. Ya! Kemewahan utk orang lain!

Coba Muh renungkan, bagaimana orang yang
tidak memiliki kaki? Maka berjalan adalah sebuah
kemewahan yang luar biasa baginya.

Helen Kehler pernah mengatakan, seandainya ia
diijinkan bisa melihat satu hari saja, maka ia yakin
akan mampu melakukan banyak hal, termasuk
membuat sebuah tulisan yang menarik.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, jika kita
mampu menghargai apa yang kita miliki, hal-hal
yang sudah ada dalam diri kita, tentunya kita akan
bisa memandang hidup dengan lebih baik.

Kita akan jarang mengeluh dan jarang merasa susah!
Malah sebaliknya, kita akan mampu berpikir positif
dan menjadi seorang manusia yang lebih baik.

pengolahan kelapa sawit


PASCA PANEN KELAPA SAWIT

PENDAHULUAN
Dalam usaha agribisnis tanaman kelapa sawit hasil terpenting dari tanaman kelapa sawit adalah minyak sawit yang diperoleh dari ekstraksi daging buah (pericarp). Hasil lain yang tidak kalah pentingnya adalah minyak inti sawit atau kernel yang juga diperoleh dengan cara ekstraksi. Dan beberapa hasil lain yang dapat kita peroleh dari proses pengolahan pasca panen.
Tanaman kelapa sawit merupakamn tanaman jenis tanaman yang berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi (Wikipedia,2008). Tanaman kelapa sawit memiliki jenis akar serabut. Akar utama akan membentuk akar sekunder, tertier dan kuartener. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi (Setyamidjadja, 2006)
Batang kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 20–75 cm. Tinggi batang bertambah sekitar 45 cm per tahun. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai pertambahan tinggi dapat mencapai 100 cm per tahun. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa (Setyamidjadja,2006) Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Susunan ini menyerupai susunan daun pada tanaman kelapa. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda.Panjang pelepah daun sekitar 7,5–9 m. Jumlah anak daun pada setiap pelepah berkisar antara 250–400 helai. Produksi pelepah daun selama satu tahun mencapai 20–30 pelepah (Sunarko, 2007).
Tanaman kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu. Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Sehingga pada umumnya tanaman kelapa sawit melakukan penyerbukan silang. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar (Sastrosaryono, 2003).
( http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18606/1/Appendix.pdf)
Kelapa sawit biasanya berbuah setelah berumur 2,5 tahun. Buahnya menjadi masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Saat buah mulai masak, kandungan minyak dalam daging buah (mesokarp) meningkat cepat. Hal ini disebabkan adanya proses konversi karbohidrat menjadi lemak dalam buah. Dalam memanen, perlu diperhatikan beberapa ketentuan umum agar buah yag dihasilkan baik mutunya, sehingga minyak yang dihasilkan juga bermutu baik.
Adapun kriteria panen tanaman kelapa sawit yaitu sebagai berikut :
Suatu areal tanaman belum memghasilkan (TBM) dapat disebut sebagai tanaman menghasilkan (TM) dan dapat dipanen apabila 60% atau lebih buahnya telah matang panen. Selain itu tanaman telah berumur ± 31 bulan, berat janjangan (tandan) telah mencapai 3 kg atau lebih, penyebaran pane telah mencapai 1: 5 , yaitu setiap pohon terdapat 1 tandan buah yang matang panen.
Ciri-ciri tandan matang panen, ialah adanya buah yang lepas atau jatuh dari tandannya sekurang-kurangnya 5 buah untuk tandan yang beratnya kurang dari 10 kg, atau sekurang-kurangnya 10 buah untuk tandan yang beratnya 10 kg atau lebih. Tandan buah yang masak ditentukan oleh angka kematangan, yaitu jumlah buah yang brondol dari tandannya, tidak ditentukan oleh warna buahnya.
Panenan harus dilaksanakan pada saat yang tepat, sebab pemanenan yang dilakukan pada saat yang tepat akan menentukan kualitas dan kuantitas buah kelapa sawit. Proses pembentukan minyak di dalam buah berlangsung selama 24 hari, yaitu pada waktu buah mulai masak. Pemanenan yang dilakukan sebelum proses pembentukan minyak selesai akan mengakibatkan hasil minyak kurang dari semestinya. Sedangkan panen sesudah proses pembentukan minyak selesai, akan merugikan karena banyak buah yang lepas dari tandan dan jatuh ke tanah. Buah yang terlalu masak, sebagian kandungan minyaknya akan berubah menjadi asam lemak bebas (free fatty acid) yang akan mengakibatkan rendahnya mutu minyak, dan buah yang terlalu masak juga lebih mudah terserang hama atau penyakit.
Agar panenan dapat lebih lancar, perlu dibuatkan tempat untuk mengumpulkan hasil, perbaikan jalan-jalan untuk memudahkan pengangkutan hasil panen (pasar pikul), dan pada areal atau daerah yang miring bila perlu dibuatkan tangga untuk mempermudah pengangkutan buah. Para pemanen harus mempersiapkan peralatan yang diperlukan, seperti dodos (untuk pokok atau pohon yang masih rendah), egrek atau arit bergagang bambu panjang (untuk pokok-pokok yang tinggi), dan peralatan lainnya.
Cara panen yang dianjurkan adalah sebagai berikut :
• Semua tandan yang telah matang harus panen, jangan ada yang ketinggalan (sebagai ciri bahwa suatu tandan telah matang panen dalah adanya yang jatuh pada pirigan dekat batang).
• Tandan buah dipotong dengan dodos atau egrek bergagang panjang. Sebelum tandan buah dipotong, pelepah yang menyangga buah, sebaiknya dipotong lebih dahulu. Bekas potongan pelepah harus melengkung, menyerupai tapak kuda, yaitu miring keluar. Pemotongan tandan pada pangkalnya. Setiap tandan yang telah dipanen diberi tanda pada bekas potongannya yang berisi nama (initial) pemanenan dan tanggal panenan dilaksanakan.
• Pelepah daun yang dipotong dari pohonnya, harus ditumpuk secara teratur pada gawangan (ruangan kosong di antara barisan tanaman) dan ditelungkupkan.
Setelah panen, dilakukan Pengumpulan buah hasil panenan, yang dapat dilakukan sebagai berikut :
• Tandan buah yang dipotong (dipanen) harus diletakkan di piringan, mengarah ke jalan pikul (pasar pikul). Buah yang lepas (brondolan) diletakkan terpisah dengan tandannya.
• Tandan yang masih bergagang, harus dipotong sedekat mungkin (mepet) dengan tandannya. Tandan buah kumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH), dan di atur berbaris 5 atau 10.
• Buah-buah yang lepas ditumpuk atau disatukan terpisah dari tandan. Buah-buah yang lepas harus bersih dari kotoran (tanah, sampah, dll.)
• Tandan dan buah yang lepas dari TPH diangkut dengan truk atau trailer ke pabrik. Pengangkutan harus dilaksanakan secepat-cepatnya.
Setiap pekerja pemanen dalam satu hari diwajibkan dapat memanen 600-1000 kg buah (50-80 tandan buah), tergantung pada umur tanaman. Agar supaya seorang pemane dapat memanen sejumlah itu, dalam giliran panen seminggu (7 hari) umum digunakan sistem panen 5/7, yaitu 7 hari panenan hanya dilakukan 5 hari saja. Sisanya 2 hari digunakan sebagai hari libur dan perbaikan alat-alat yang digunakan. Banyaknya hasil setiap hektar tanaman produktif tergantung dari berbagai faktor, antara lain kualitas tanaman, kesuburan tanah, keadaan iklim, umur tanaman, gangguan hama atau penyakit, dan pemeliharaan tanaman. (http://konsultanpabrikelapasawit.blogspot.com/2009/07/panen-dan-pasca-panen.html).
Peta Persebaran Kebun Kelapa Sawit Di Indonesia

PROSES PENGOLAHAN

Gambar industri pengolahan kelapa sawit

Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin. Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika.
Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90°C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur hingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos.

Gambar kelapa sawit dan turunan produknya
Produk minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan mempunyai dua aspek kualitas. Aspek pertama berhubungan dengan kadar dan kualitas asam lemak, kelembaban dan kadar kotoran. Aspek kedua berhubungan dengan rasa, aroma dan kejernihan serta kemurnian produk. Kelapa sawit bermutu prima (SQ, Special Quality) mengandung asam lemak (FFA, Free Fatty Acid) tidak lebih dari 2 % pada saat pengapalan. Kualitas standar minyak kelapa sawit mengandung tidak lebih dari 5 % FFA.
Setelah pengolahan, kelapa sawit bermutu akan menghasilkan rendemen minyak 22,1 % – 22,2 % (tertinggi) dan kadar asam lemak bebas 1,7 % – 2,1 % (terendah). Istilah mutu minyak sawit dapat dibedakan menjadi dua arti, pertama, benar-benar murni dan tidak
bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit tersebut dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya, yaitu dengan mengukur titik lebur angka penyabunan dan bilangan yodium.
Kedua, pengertian mutu sawit berdasarkan ukuran. Dalam hal ini syarat mutu diukur berdasarkan DXP Simalungun DXP Langkat DXP Bah Jambi DXP Dlk sinumbah DXP Lame DXP SP 1 DXP Yangambi DXP Marihat DXP Avros DXP SP 1 III – 3 spesifikasi standar mutu internasional yang meliputi kadar ALB, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Kebutuhan mutu minyak sawit yang digunakan sebagai bahan baku industri pangan dan non pangan masing-masing berbeda. Oleh karena itu keaslian, kemurnian, kesegaran, maupun aspek higienisnya harus lebih diperhatikan. Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat langsung dari sifat induk pohonnya, penanganan pascapanen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutan. Selain itu, ada beberapa faktor yang langsung berkaitan dengan standar mutu minyak sawit seperti di
bawah ini :
_ Cloud Point (As Palmitic)
_ Profa
_ Free Fatty Acid
_ Moisture % impurities (M&I)
_ Peroxide value
_ M.Pt (AOCS Cc3-25) _ Iodine value
_ Colour (5 1/4″ Lovibond Cell)
_ Saponifiable Matter
_ Dirt
_ Fibre
_ DOBI
_ Melting Point
Dari beberapa faktor yang berkaitan dengan standar mutu minyak sawit tersebut, didapat hasil dari pengolahan kelapa sawit, seperti di bawah ini :
• Crude Palm Oil
• Crude Palm Stearin • Palm Kernel
• Palm Kernel Expeller (PKE)
• Palm Cooking Oil
• Refined Palm Oil (RPO)
• Refined Bleached Deodorised Olein (ROL)
• Refined Bleached Deodorised Stearin (RPS)
• Palm Kernel Pellet
• Palm Kernel Shell Charcoal
• RBD Palm Oil
• RBD Olein
• RBD Stearin
• Palm Kernel Oil
• Palm Kernel Fatty Acid
Selain standar mutu sesuai dengan standar Dirjen Perkebunan berikut kualitas CPO yang baik: (sesuai Standar Produksi SP 10-1975)
a. kadar minyak minimum 48 % cara pengujian AP-SMP-13-1975
b. kadar air maksimum 8,5 % cara pengujian SP-SMP-7-1975
c. kontaminasi maksimum 4 % cara pengujian SP-SMP-31-1975
d. kadar inti pecah maksimum 15 % cara pengujian SP-SMP-31-1975.
Untuk mendapatkan hasil berupa produk dari hasil pemanenan kelapa sawit, dapat dilakukan melalui beberapa tahap yaitu sebagai berikut :
Pada dasarnya, ada dua macam hasil olahan utama TBS di pabrik yaitu minyak sawit yang merupakan hasil pengolahan daging buah dan minyak inti sawit yang dihasilkan dari ekstraksi inti sawit. Secara ringkas, tahap-tahap proses pengolahan TBS sampai dihasilkan minyak diuraikan sebagai berikut:
1. Pengangkutan TBS ke Pabrik
2. Perebusan TBS
3. Perontokan dan Pelumatan Buah
4. Pemerasan atau Ekstraksi Minyak Sawit
5. Pemurnian dan Penjernihan Minyak Sawit
6. Pengeringan dan Pemecahan Kulit
7. Pemisahan Inti Sawit dari Tempurung
Proses penyulingan dikerjakan untuk penjernihan dan penghilangan bau atau RBDPO (Refined, Bleached and Deodorized Palm Oil). kemudian diuraikan lagi enjadiminyak sawit padat (RBD Stearin) dan untuk produksi minyak sawit cair (RBD Olein).Secara keseluruhan proses penyulingan minyak kelapa sawit tersebut dapat menghasilkan 73% olein, 21% stearin, 5% PFAD ( Palm Fatty Acid Distillate) dan 0.5% buangan.Berikut ini bagan proses penyulingan minyak kelapa sawit dan pengolahan kelapa sawit.

Gambar proses penyulingan kelapa sawit

Adapun tahap pengolahan yaitu yang pertama pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) menuju pabrik pengolahan kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan alat transportasi berupa Truk atau Traktor. Sebelum masuk kedalam Loading Ramp, TBS ditimbang terlebih dahulu. Penimbangan bertujuan untuk mengetahui berat muatan (TBS) yang diangkut sehingga memudahkan dalam perhitungan atau pembayaran hasil panen serta memudahkan untuk proses pengolahan selanjutnya. TBS yang telah ditimbang kemudian di periksa atau disortir terlebih dahulu tingkat kematangan buah menurut fraksi fraksinya. Fraksi dengan kualitas yang diinginkan adalah fraksi 2 dan 3 karena pada fraksi tersebut tingkat rendemen minyak yang dihasilkan maksimum sedangkan kandungan Asam Lemak Bebas (free fatty acid) minimum.

Gambar salah satu tahap dalam pengolahan kelapa sawit
Proses selanjutnya tandan buah segar yang telah disortasi kemudian diangkut menggunakan lori menuju tempat perebusan (Sterilizer). Dalam tahap ini terdapat tiga cara perebusan TBS yaitu Sistem satu puncak (Single Peak), Sistem dua puncak (double Peak) dan Sistem tiga puncak (Triple Peak). Sistem satu puncak (Single Peak) adalah sistem perebusan yang mempunyai satu puncak akibat tindakan pembuangan dan pemasukan uap yang tidak merubah bentuk pola perebusan selama proses peerebusan satu siklus. Sistem dua puncak adalah jumlah puncak yang terbentuk selama proses perebusan berjumlah dua puncak akibat tindakan pembuangan uap dan pemasukan uap kemudian dilanjutkan dengan pemasukan, penahanan dan pembuangan uap selama perebusan satu siklus. Sedangkan sistem tiga puncak adalah jumlah puncak yang terbentuk selama perebusan berjumlah tiga sebagai akibat dari tindakan pemasukan uap, pembuangan uap, dilanjutkan dengan pemasukan uap, penahanan dan pembuangan uap selama proses perebusan satu siklus. Perebusan dengan sistem 3 peak ( tiga puncak tekanan). Puncak pertama tekanan sampai 1,5 Kg/cm2, puncak kedua tekanan sampai 2,0 Kg/cm2 dan puncak ketiga tekanan sampai 2,8 – 3,0 Kg/cm2.(Polnep,2003)
Adapun tujuan dari proses perebusan adalah menonaktifkan enzim lipase yang dapat menstimulir pembekuan freefatty acid dan mempermudah perontokan buah pada tresher. selain itu proses perebusan juga bertujuan untuk memudahkan ekstraksi minyak pada proses pengempaan. Perebusan juga dapat mengurangi kadar air dari inti sehingga mempermudah pelepasan inti dari cangkang.
Tahapan selanjutnya adalah proses pemipilan atau pelepasan buah dari tandan. Pada proses ini, buah yang telah direbus di angkut dengan dua cara yaitu pertama, dengan menggunakan Hoisting crane dan di tuang ke dalam thresher melalui hooper yang berfungsi untuk menampung buah rebus. Cara yang kedua adalah dengan menggunakan Happering yang kemudian diangkut dengan elevator (Auto Fedder). Pada proses ini tandan buah segar yang telah direbus kemudian dirontokkan atau dipisahkan dari janjangnya. Pemipilan dilakukan dengan membanting buah dalam drum putar dengan kecepatan putaran 23-25 rpm. Buah yang terpisah akan jatuhmelalui kisi-kisi dan ditampung oleh Fruit elevator dan dibawa dengan Distributing Conveyor untuk didistribusikan keunit-unit Digester.
Di dalam digester buah diaduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah terpisah dari biji. Digester terdiri dari tabung silinder yang berdiri tegak yang di dalamnya dipasang pisau-pisau pengaduk sebanyak 6 tingkat yang diikatkan pada pros dan digerakkan oleh motor listrik. Untuk memudahkan proses pelumatan diperlukan panas 90-95 C yang diberikan dengan cara menginjeksikan uap 3 kg/cm2 langsung atau melalui mantel. Proses pengadukan/ pelumatan berlangsung selama 30 menit. Setelah massa buah dari proses pengadukan selesai kemudian dimasukan ke dalam alat pengepresan (screw press).
Pengepresan berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari daging buah (pericarp). Massa yang keluar dari digester diperas dalam screw press pada tekanan 50-60 bar dengan menggunakan air pembilas screw press suhu 90-95 C sebanyak 7 % TBS (maks) dengan hasil minyak kasar (crude oil) yang viscositasnya tinggi. Dari pengepresan tersebut akan diperoleh minyak kasar dan ampas serta biji.
Minyak kasar (crude oil) yang dihasilkan kemudian disaring menggunakan Vibrating screen. Penyaringan bertujuan untuk memisahkan beberapa bahan asing seperti pasir, serabut dan bahan-bahan lain yang masih mengandung minyak dan dapat dikembalikan ke digester. Vibrating screen terdiri dari 2 tingkat saringan dengan luas permukaan 2 m2 . Tingkat atas memakai saringan ukuran 20 mesh, sedangkan tingkat bawah memakai saringan 40 mesh.
Minyak yang telah disaring kemudian ditampung kedalam Crude Oil Tank (COT). Di dalam COT suhu dipertahankan 90-95°C agar kualitas minyak yang terbentuk tetap baik.
Tahap selanjutnya minyak dimasukkan kedalam Tanki Klarifikasi (Clarifier Tank). prinsip dari proses pemurnian minyak di dalam tangki pemisah adalah melakukan pemisahan bahan berdasarkan berat jenis bahan sehingga campuran minyak kasar dapat terpisah dari air. Pada tahapan ini dihasilkan dua jenis bahan yaitu Crude oil dan Slude . Minyak kasar yang dihasilkan kemudian ditampung sementara kedalam Oil Tank. Di dalam oil tank juga terjadi pemanasan (75-80°C) dengan tujuan untuk mengurangi kadar air. Minyak kemudian dimurnikan dalam Purifier, Di dalam purifier dilakukan pemurnian untuk mengurangi kadar kotoran dan kadar air yang terdapat pada minyak berdasarkan atas perbedaan densitas dengan menggunakan gaya sentrifugal, dengan kecepatan perputarannya 7500 rpm. Kotoran dan air yang memiliki densitas yang besar akan berada pada bagian yang luar (dinding bowl), sedangkan minyak yang mempunyai densitas lebih kecil bergerak ke arah poros dan keluar melalui sudu-sudu untuk dialirkan ke vacuum drier. Kotoran dan air yang melekat pada dinding di-blowdown ke saluran pembuangan untuk dibawa ke Fat Pit.
Slude yang dihasilkan dari Clarifier tank kemudian di alirkan ke dalam Decanter. Di dalam alat ini terjadi pemisahan antara Light phase, Heavy phase dan Solid. Light phase yang dihasilkan kemudian akan di alirkan kembali ke dalam crude oil tank sedangkan Heavy phase akan di tampung dalam bak penampungan (Fat Pit). Solid atau padatan yang dihasilkan akan diolah menjadi pupuk atau bahan penimbun.
Minyak yang keluar dari purifier masih mengandung air, maka untuk mengurangi kadar air tersebut, minyak dipompakan ke vacuum drier. Di sini minyak disemprot dengan menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal ini akan mempermudah pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang memiliki tekanan uap lebih rendah dari air akan turun ke bawah dan kemudian dialirkan ke storage tank.
Crude Palm Oil yang dihasilkan kemudian dialirkan ke dalam Storage tank (tangki timbun). Suhu simpan dalam Storage Tank dipertahankan sntara 45-55°C. hal ini bertujuan agar kualitas CPO yang dihasilkan tetap terjamin sampai tiba waktunya pengiriman.

Gambar bagan proses pengolahan kelapa sawit

Gambar tahap pengolahan kelapa sawit

Proses Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi Pko
Palm kernel Oil (PKO) adalah minyak yang dihasilkan dari inti sawit. Proses awalnya sama seperti pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. Pada pengolahan kelapa sawit menjadi PKO setelah proses pengepresan maka terjadi pemisahan antara minyak sawit dengan kernel, sabut dan ampasnya.
Biji yang masih bercampur dengan Ampas dan serabut kemudian diangkut menggunakan Cake breaker conveyor yang dipanaskan dengan uap air agar sebagian kandungan air dapat diperkecil, sehingga Press Cake terurai dan memudahkan proses pemisahan menuju depericarper. Pada Depericaper terjadi proses pemisahan fibre dan biji. Pemisahan terjadi akibat perbedaaan berat dan gaya isap blower. Biji tertampung pada Nut Silo yang dialiri dengan udara panas antara 60 – 80°C selama 18- 24 jam agar kadar air turun sekitar 21% menjadi4%.
Sebelum biji masuk ke dalam Nut Craker terlebih dahulu diproses di dalam Nut Grading Drum untuk dapat dipisahkan ukuran besar kecilnya biji yang disesuaikan dengan fraksi yang telah ditentukan. Nut kemudian dialirkan ke Nut Craker sebagai alat pemecah. Masa biji pecah dimasukkan dalam Dry Seperator (Proses pemisahan debu dan cangkang halus) untuk memisahkan cangkang halus, biji utuh dengan cangkang/inti. Masa cangkang bercampur inti dialirkan masuk ke dalam Hydro Cyclone untuk memisahkan antara inti dengan cangkang dengan menggunakan prinsip perbedaan massa. Cara lain untuk memisahkan inti dengan cangkang adalah dengan menggunakan Hydro clay bath yaitu pemisahan dengan memanfaatkan lumpur atau tanah liat. Cangkang yang terpisah kemudian digunakan sebagai bahan bakar boiler.
Inti kemudian dialirkan masuk ke dalam Kernel Drier untuk proses pengeringan sampai kadar airnya mencapai 7 % dengan tingkat pengeringan 50°C, 60°C dan 70°C dalam waktu 14-16jam. Selanjutnya guna memisahkan kotoran, maka dialirkan melalui Winnowing Kernel (Kernel Storage), sebelum diangkut dengan truk ke pabrik pemproses berikutnya.
Keberhasilan panen dan produksi sangat tergantung kepada bahan tanaman yang digunakan, SDM dengan kapasitas kerjanya, peralatan yang digunakan pada saat panen, kelancaran tranformasi serta faktor pendukung lainnya seperti organisasi, keadaan areal. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksaan panen adalah sebagai berikut : persiapan panen, sistem dan organisasi panen, kapasitas, kualitas dan sortasi panen, ramalan produksi, angkutan panen. Penggunaan teknologi pada pengolahan kelapa sawit menjadi minyak kelapa sawit mentah (CPO), merupakan teknologi yang sederhana antara lain meliputi proses pemurnian.
KESIMPULAN
Pengolahan kelapa sawit menjadi CPO pada intinya Melalui 4 Proses utama yaitu pemisahan brondol dengan janjang, Pencacahan dan pelumatan daging, pengepresan, dan pemurnian minyak. Sedangkan pengolahan kelapa sawit menjadi kernel (inti sawit) melalui proses pemisahan brondol dengan janjang, Pencacahan dan pelumatan daging, pengepresan, pemisahan serabut dengan inti dan pemisahan cangkang dengan inti.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. http://search.conduit.com/ResultsExt.aspx?ctid=CT2269050&q=pengolahan%20kelapa%20sawit&SearchSource=15. Diakses tanggal 10 Desember 2010.
Anonim. 2010. http://politeknikcitrawidyaedukasi.wordpress.com/2008/04/21/pasca-panen-kelapa-sawit/ .Diakses tanggal 10 Desember 2010.

Anonim. 2010. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18606/1/Appendix.pdf .Diakses tanggal 10 Desember 2010.

Anonim. 2010. http://habibiezone.wordpress.com/2010/04/10/pasca-panen-dan-standar-produksi-kelapa-sawit/\.Diakses tanggal 10 Desember 2010.

Anonim. 2010. http://konsultanpabrikelapasawit.blogspot.com/2009/07/panen-dan-pasca-panen.html.Diakses tanggal 10 Desember 2010.

Anonim. 2010. http://www.kemenperin.go.id/PaketInformasi/KelapaSawit/Minyak%20Kelapa%20Sawit.pdf

Stanley, J,. L. , 1975 .Clays in industrial minerals and Roes, 4th ed, American Institute Of Minning, Metalurgieal and Petroleum Enginners Inc, New York, 1975, ( 519 – 575)
Pitoyo, 1988. Kemungkinan ekstraksi beta-karotena dari tanab pemucat limbah proses pemurnian minyak kelapa sawit. Yogyakarta : UGM.
Ketaren, S. , 1986. Pengantar teknologi minyak dan lemak pangan. Jakarta : Universitas Indonesia, Jakarta: 1986, { 17 – 260 ).
e-US

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.